“Ya Tuhan… kenapa nasibku seperti ini? Tunjukkan jalan-Mu, agar aku bisa lepas dari suamiku. Bantu aku menemukan jalan keluar itu, Tuhan…”Doa itu meluncur lirih dari bibir Luna, berulang-ulang, seakan-akan ia sedang berpegang erat pada satu-satunya pegangan yang masih tersisa dalam hidupnya. Hatinya seperti diremas tangan tak kasat mata, sakit, pedih, bercampur perasaan hancur yang tak bisa ia uraikan dengan kata-kata.Di sampingnya, Devan duduk di balik kemudi. Mobil mereka sudah bergerak meninggalkan parkiran mall, melaju menuju kantor. Namun, Luna sama sekali tidak bisa menahan tangisnya. Air matanya jatuh tanpa bisa dicegah, membasahi wajah yang pucat, membuat suaranya bergetar setiap kali ia menarik napas.Dia tidak peduli lagi dengan kehadiran Devan. Rasa sakit itu terlalu besar, terlalu dalam. Tangisnya tak bisa dibendung lagi, pilu, seperti anak kecil yang kehilangan mainan kesayangannya.Luna hanya manusia biasa. Dia punya hati yang bisa merasa perih, kecewa, dan marah. Mesk
Last Updated : 2025-09-05 Read more