Sesil kesal ia langsung mengganti gaun itu dengan pakainya tadi. Dimas selesai menelepon kembali lalu mencari keberadaan Sesil.“Ka, Sesil mana ya?” tanya Dimas kebingungan.“Ganti gaun, Tuan.” Pelayan lain menjawab.“Buru-buru amat, aku baru satu memfotonya,” gumam Dimas menunggu di depan ruang ganti.Menunggu beberapa saat Sesil keluar. Wajah cemberut terlihat jelas. Dimas merasa bersalah karena meninggalkan Sesil sendirian.“Maaf.” Dimas meraih tangan Sesil.“Nggak perlu, Kakak ‘kan sibuk. Ayo, kita ke rumah sakit,” ucap Sesil tersenyum getir.Kecewa, itu akan lebih tepat untuk mengutarakan isi hati gadis itu sekarang. Dimas menggandeng tangan Sesil sekarang. Mereka mengambil gaun itu lalu ke rumah sakit. Itu rencana Dimas saja.“Gaun udah dicoba, Kakak ‘kan mau ke rumah sakit. Udah sana! Aku bisa naik taksi.” Sesil tahu diri.“Kamu ikut aku.” Dimas membukakan pintu lalu menggiring Sesil masuk ke dalam mobil.“T-tapi, Kak!” Sesil pasrah.Dimas tidak mendengarkan ucapan Sesil ia tet
Last Updated : 2025-11-10 Read more