"Dokter Sam, barang kali ini bagus nggak?"Zara!Aku benar-benar terpaku, kepalaku berdengung.Barang? Barang apa?Aku berdiri di depan pintu, bingung antara masuk atau mundur."Tentu saja bagus, mana mungkin yang kamu bawa jelek?"Suara Sam tidak lagi selembut biasanya, justru terdengar sedikit genit.Zara terkekeh manja."Tentu saja, lihat saja siapa aku.""Lagi pula, apa hebatnya jadi bunga sekolah? Tetap saja bisa kamu permainkan.""Zara, dia sebodoh itu, benar-benar peringkat pertama di angkatan kalian? Dia sampai benar-benar percaya kalau aku sedang memberinya terapi!""Memang dia yang pertama, tapi bodohnya juga nyata.""Oh iya, Dokter Sam, kamu harus hati-hati, jangan sampai merusaknya.""Tenang, aku tahu batasnya.""Lagi pula kalau sampai rusak, masih ada kamu 'kan, Zara?""Aduh, menyebalkan... Tapi, video yang kamu rekam itu harus disimpan baik-baik...""Tenang saja, sudah kuarsipkan dengan rapi..."Suara Sam terdengar makin pelan, sisanya tidak bisa kudengar.Namun hanya dar
Read more