Dua bulan kemudian, Paula hamil.Saat mengetahui kabar itu, perasaan tidak tenang yang selalu melayang selama ini, akhirnya berpijak.Dengan penuh kegembiraan, dia membawa alat tes kehamilan dan berlari mencari Rocky.“Rocky, kamu sudah mau menjadi ayah!”Rocky menerima alat itu, jari-jari panjangnya sempat mengusap pelan dua kali.“Kok rasanya kamu nggak begitu senang?” Paula melingkarkan tangan di lehernya dan berkata, “Apa karena Luna sudah pergi, jadi kamu mulai merindukannya lagi?”Genggaman Rocky di pinggangnya sedikit mengencang, “Jangan pikirkan yang aneh-aneh, itu nggak baik untuk janin.”Hanya dengan beberapa kata saja, Rocky berhasil menenangkan Paula. Lalu memberitahunya sudah membuat janji pemeriksaan kandungan dua hari lagi dan akan mengantarnya nanti.Malam itu, Rocky berdiri di balkon, menyalakan sebatang rokok.Dalam kabut asap yang melayang, pikirannya kembali teringat pada Luna.Sejak Luna pergi keluar negeri, Luna tak pernah lagi menghubunginya.Dari asistennya, Roc
อ่านเพิ่มเติม