All Chapters of Astaghfirullah My Husband! : Chapter 11 - Chapter 20

Aidan dari tadi tidak hentinya mengelak atas apa yang para warga katakan. Sedangkan Khalisa hanya menangis memikirkan abinya yang pasti sedih setelah mendengarkan semua ini. Saat ini mereka berdua berada di kantor RT setelah diseret paksa oleh beberapa warga. Orang tua dari Khalisa dan Aidan telah diberitahu dan akan segera mendatangi mereka. "Lo kenapa nangis doang hah?! Lo harus jelasin semuanya! Gue nggak mau nikah muda!" bentak Aidan yang kesal dengan Khalisa.Sungguh saat ini mulut Khalisa seperti terkunci rapat, dirinya hanya memikirkan keadaan kedua orang tuanya.Selang beberapa menit, terlihat kedua orang tua Khalisa disusul oleh kedua orang tua Aidan datang menghampiri mereka. Aidan mengernyitkan dahinya melihat orang tuanya dan orang tua Khalisa datang bersama.Khalisa yang melihat abinya, langsung menyeka air matanya lalu berlari kepelukan abinya."Abi...." Suara Khalisa terdengar gemetaran. "Ini semua nggak....""Ssttt, abi sama mama percaya kok sama kamu," ujar Hendra

"Lisa."Deg.Abi menghentikan langkah gadis itu dengan tangannya untuk menghadang Khalisa. Sungguh, Khalisa kini sangat jelas ketakutan. Memori tentang kejadian waktu itu kembali terlintas di pikirannya. Abi menurunkan tangannya. "Sa, maafin aku," lirihnya. Khalisa menelan salivanya susah payah. "Iya. Awas aku mau masuk." Nada bicara Khalisa yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya jelas menandakan bahwa gadis itu belum bisa melupakan kejadian waktu itu. Ia tidak baik-baik saja. "Lisa, aku moh...." Khalisa langsung melangkahkan kakinya dengan cepat untuk melewati Abi. Bahkan, Khalisa tidak ingin mendengar lanjutan kalimat yang diucapkan oleh laki-laki itu. "Astaga Sa, lo kemana aja? Di WA lo nggak pernah online." Suara cempreng Lili menyambut Khalisa saat memasuki kelas XII IPS 1."Ya ampun Li suara lo," sindir Dea. Tepat saat itu, Abi juga memasuki kelas.Bisa dilihat dari gerak-gerik antara Khalisa dan Abi, Lili mengetahui bahwa mereka ada masalah. Khalisa langsung cepat-ce

Drrriinngg_Suara alarm membangunkan Khalisa tepat pada pukul 04.15 am. Gadis itu mengucek kedua matanya lalu menghembuskan napas dengan kasar dan segera bergegas menuju ke kamar mandi. Khalisa memang sudah terbiasa mandi sebelum subuh. Bukan hanya karena itu adalah sunnah, tapi telah dibuktikan akan banyak manfaat mandi sebelum subuh. Setelah selesai mandi, Khalisa langsung mengambil mukenah untuk melaksanakan shalat tahajud. Khalisa juga akan melaksanakan shalat sunnah qabliyah subuh. Shalat yang dimana lebih baik dari dunia dan isinya. رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا“Dua rakaat fajar (salat sunah qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)***Oh dek tia monikaApakah mau jadi pacar kandaOh dek tia monikaMembuat diriku tergila gilaSudah sekian kalinya lagu yang berasal dari handphone dengan logo apel yang di

Aidan kembali dengan baju yang agak basah seraya membawa dua buah kresek merah di tangan kanannya. Setelah mengetahui jika saat ini Khalisa sedang datang bulan, entah dorongan dari mana Aidan segera pergi ke supermarket untuk membelikan gadis itu pembalut dan beberapa obat pereda rasa sakit saat menstruasi. Aidan melangkah ke arah Khalisa yang saat ini masih tengkurap di sofa. Nampaknya, sekarang gadis itu sudah tenang. Aidan tidak mendengar suara isakan Khalisa lagi. "Sa, ini gue udah beliin lo. Gue bingung lo pakai merek apa, makanya gue ambil beberapa merek buat lo. Gue juga beli obat pereda nyeri untuk lo."Hening. Tidak ada balasan, membuat Aidan mengerutkan dahinya. Pria itu lalu memperhatikan dengan jelas wajah Khalisa. Rupanya saat ini gadis itu sedang tertidur.Aidan mendesah lelah. Bayangkan saja, ia sampai bolak-balik menanyai mbak penjaga kasir tentang merek pembalut yang sesuai untuk gadis seusia Khalisa.

Mendengar suara langkah kaki dari luar, Khalisa mengira bahwa itu adalah Lili. Khalisa mencondongkan badan, gadis itu mengeluarkan kepalanya dari pintu toilet. "Li, akhirnya ka....""Aidan, kamu ngapain di toilet cewek!?" sentak Khalisa yang kaget saat melihat Aidan bukannya Lili. Gadis itu menaruh curiga dengan Aidan, jangan-jangan Aidan adalah tipe orang yang suka mengintip. Astagfirullah! "Jangan-jangan, kamu....""Nih!" Aidan memotong perkataan Khalisa dengan memberikan sebuah kresek hitam pada gadis tersebut. Ia sudah paham apa yang ada dipikiran Khalisa saat ini. "Itu apaan? Kamu belum jawab pertanyaan aku. Kamu kenapa ke....""Tadi temen lo yang cantik itu nitip ini ke gue. Dia nyuruh gue ngasih ini ke lo di toilet." Aidan langsung memotong perkataan Khalisa. Pria itu berbicara dengan cepat. Khalisa menundukkan kepalanya, ia malu. Ia sudah menuduh Aidan yang tidak-tidak. Khalisa sudah menebak bahwa ini se