Dua bulan telah berlalu sejak kabar kepergian Alesha pertama kali sampai di telinga Arya Wuruk. Hari-hari sang raja tetap berjalan dengan tertib: memimpin sidang balairung, menerima laporan para rakryan, menandatangani keputusan hukum, mendengarkan permohonan dari rakyat. Dari luar, Arya tampak seperti sosok raja yang tenang, arif, dan teguh. Namun di balik wajahnya yang tanpa cela, jiwanya terus diguncang keresahan.Malam-malamnya tidak lagi tenang. Kadang ia berdiri lama di teras keemasan istana, menatap bulan yang tergantung di langit, berharap bayangan Alesha muncul di antara kabut malam. Kadang pula ia duduk di balairung kosong, menatap takhta tanpa arti, sambil mengepalkan tangan hingga buku jarinya memutih.“Di mana kau sekarang, Alesha?” gumamnya lirih, hanya didengar oleh dinding batu yang dingin.Hari itu, para rakryan kembali berkumpul di pendapa istana untuk membahas urusan negara. Setelah laporan tentang hasil panen, pajak, dan keamanan di daerah selesai, seorang Rakryan
Last Updated : 2025-09-24 Read more