MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti

MAHAPATIH DARI MASA DEPAN : Dark Romance di Istana Majapahti

last updateLast Updated : 2025-09-22
By:  Dualismdiary Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
64Chapters
17views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Seorang auditor jenius abad ke-21, Alesha Naraya, terhempas ke abad ke-14—ke jantung kerajaan terbesar Noesantara: Majapahti. Ia terpaksa menyamar sebagai seorang pemuda untuk bertahan hidup. Penyamaran itu menyeretnya ke gerbang menuju kekuasaan, dan perlahan namanya melekat dengan sosok legendaris: Mahapatih Gaja Mada. Ia terjebak antara ambisi, rahasia, dan cinta terlarang pada Sang Raja, Arya Wuruk.

View More

Chapter 1

1 - RAHASIA SANG MAHAPATIH

Sore itu langit Majapahti dipenuhi cahaya tembaga, matahari condong ke barat, memantulkan sinarnya di dinding-dinding bata merah keraton. Gemuruh langkah prajurit, suara gonggongan anjing penjaga, serta bau dupa yang terbakar di pendapa bercampur jadi satu, menyelimuti suasana.

Di antara hiruk pikuk itu, sosok yang dinanti banyak mata akhirnya muncul—Mahapatih Gaja Mada.

Tubuhnya tegak, langkahnya panjang dan mantap. Setiap kali ia melintasi lorong keraton, para dayang buru-buru menundukkan wajah hingga hampir mencium tanah. Namun di balik sikap hormat itu, tatapan-tatapan mencuri tetap terlontar, berusaha merekam sosok yang begitu berbeda dari para rakryan lain yang sudah menua.

Mahapatih selalu berpakaian tertutup. Jubah panjang, kain berlapis, bahkan cadar yang menutupi setengah wajahnya. Di kala prajurit lain terbiasa bertelanjang dada atau hanya mengenakan pakaian tanpa lengan, ia tampil asing—misterius, hampir tak tersentuh.

Rumor pun merebak. Ada yang berbisik bahwa ia menutup tubuhnya karena penuh bekas luka pertempuran. Ada pula yang percaya wajahnya cacat parah, sehingga tak pantas ditampakkan. Tetapi yang lebih sering mereka bicarakan justru sebaliknya—bahwa sepasang mata tajam yang bersinar dari balik penutup itu terlalu indah, kulit dahinya yang putih bersih terlalu memukau, sehingga membuat siapa pun bergetar hanya dengan sekali tatap.

Tak ada yang berani mengucapkan keras-keras, tapi satu hal sudah lama beredar di keraton:

Mahapatih Gaja Mada bukan manusia biasa.

Ketika ia tiba di Dalem Mahapatih—kediaman pribadinya yang sunyi di sudut keraton—senja sudah semakin merayap. Para abdi membungkuk, lalu mundur tanpa suara, meninggalkan sang patih seorang diri.

Hanya ketika pintu kayu berat itu tertutup rapat, barulah Mahapatih membuka cadarnya. Nafas panjang diembuskannya, seperti melepas beban. Kulit pucatnya tersibak, keringat halus membasahi pelipisnya setelah seharian rapat perang dan mendengar laporan dari utusan berbagai daerah.

Tak ada seorang pun yang tahu, di balik pintu itu, betapa berat kehidupan yang dijalaninya. Ia—yang bagi semua orang adalah sosok paling perkasa setelah raja—sering kali merasa tubuhnya sendiri adalah penjara.

Dengan gerakan lambat, ia melepaskan jubah panjangnya. Kain itu jatuh berderes di lantai, menyingkap tubuh ramping yang selalu berusaha disamarkan. Tangannya gemetar ketika ia mulai membuka balutan kain yang melilit dadanya. Lilitan itu ketat, menekan, menyiksa, tetapi harus ia lakukan setiap hari agar rahasia terbesar dalam hidupnya tetap tersembunyi.

Karena di balik nama besar Mahapatih Gaja Mada, sesungguhnya tersembunyi seorang perempuan: Alesha Naraya—seorang perempuan dari abad ke-21, seorang auditor muda, jenius di balik layar kantor pencakar langit Sura bay. Hidupnya nyaris sempurna: karier menanjak, gaji besar, masa depan menjanjikan. Hingga satu malam, sebuah kecelakaan kecil mengubah segalanya. Ia terlempar jauh ke masa lampau, ke abad 14 pada masa Kerajaan Majapahti dibawah kepemimpinan raja Arya Wuruk.

Namun sore itu, ia tidak benar-benar sendirian.

Di sudut ruangan yang remang, sesosok bayangan berdiri diam, mengamatinya tanpa bersuara. Tatapannya tajam, bibirnya melengkung samar, seolah menunggu saat yang tepat.

Ketika balutan kain itu melonggar, menyingkap lekuk tubuh yang selama ini terbungkus rapat, Alesha terhenti. Ada rasa lega bercampur getir setiap kali rahasianya hampir terbuka—tetapi kali ini, rasa lain menyusup. Nalurinya bergetar, seolah ada mata asing yang sedang menelanjangi dirinya.

Perlahan, ia menoleh. Dan benar.

Di sana, berdiri seorang lelaki—tinggi, berwibawa, dengan sorot mata yang ia kenal lebih dari siapa pun. Senyum samar menghiasi wajahnya, senyum yang tak seharusnya ia lihat di ruang pribadinya.

Seketika Alesha tersentak, tubuhnya menegang.

“Astaga… Arya!” serunya, suaranya pecah di udara senja.

Belum sempat ia menutupi dirinya kembali, lelaki itu melangkah cepat. Dalam sekejap, ia meraih Alesha dari belakang, memeluknya erat, seakan takut sosok itu akan lenyap jika dilepas barang sedetik.

Sementara di luar, langit Majapahti gelap perlahan, menyembunyikan rahasia paling berbahaya yang pernah ada di dalam tembok keraton.

Pelukan itu bukan hanya mengungkap rahasia Alesha, tetapi juga menandai awal dari permainan berbahaya: cinta, kekuasaan, dan sejarah yang tak boleh berubah.

Arya Wuruk menahan pelukan eratnya sejenak, merasakan tubuh Alesha yang masih bergetar. Setelah beberapa lama, Alesha menepuk lengannya, berusaha melepaskan diri.

“Kapan paduka kembali? Mengagetkan saja,” ucap Alesha, nadanya setengah kesal, setengah lega.

Arya Wuruk tersenyum, menundukkan wajahnya hingga matanya sejajar dengan mata Alesha yang masih diliputi resah.

“Aku merindukanmu, Lêshā,” bisiknya lembut. “Namun yang lebih mengusikku ialah… mengapa setiap kali engkau pulang ke Dalem ini, selalu kudapati engkau menghela napas panjang, seakan dunia hendak runtuh di atas bahumu?”

Alesha menunduk, jemarinya meraba balutan kain yang masih menekan dadanya.

“Bagaimana mungkin aku tak menghela napas? Sehari-hari dada ini sesak, terhimpit kain berlapis-lapis. Nafasku sendiri pun terasa asing bagiku.”

Arya mengusap lembut pundaknya, suaranya tenang, seperti hendak menidurkan keresahan.

“Mau bagaimana lagi? Bukankah penyamaran ini satu-satunya jalan agar engkau dapat berperan di singgasana dan gelanggang? Jika penat melanda, aku bisa menjadikanmu putri bangsawan. Tinggal dalam balairung, dengan dayang-dayang setia menuruti titahmu.”

Alesha menegakkan kepala, menatapnya dengan sorot penuh perlawanan.

“Menjadi putri bangsawan dan hanya duduk seharian di rumah? Menunggu hari demi hari tanpa arti? Aku bisa mati bosan, Arya. Hidupku telah terikat dengan medan siasat, bukan kasur empuk atau kerisauan gaun.”

Seulas senyum tersungging di wajah Arya. Ia menunduk, mengecup pelipis Alesha dengan lembut, seolah ingin menenangkan api yang membara dalam dirinya.

“Lalu bagaimana jika hamba katakan, kita punya perkara baru?” tanyanya dengan nada hampir bercanda.

Alesha mengerutkan kening. “Perkara apa lagi?”

Arya menahan tawa kecil, namun sorot matanya penuh makna.

“Beberapa rakryan telah datang kepadaku. Mereka hendak meminangkan putri-putrinya untuk dinikahkan dengan Mahapatih Gaja Mada.”

Alesha sontak tertegun. Wajahnya memucat, seolah darahnya berhenti mengalir.

“Apa?” bisiknya, napasnya tercekat.

Arya mencoba meredakan, tetapi tawa kecil justru lolos dari bibirnya. “Aku tahu, lucu adanya. Mereka pikir Gaja Mada hanyalah lelaki perkasa yang pantas menjadi menantu.”

Namun bagi Alesha, ini bukan kelucuan. Jantungnya berdegup kencang, rahangnya mengeras.

“Bagaimana mungkin aku bisa menolak lamaran itu tanpa membuka rahasia? Aku bukan lelaki, Arya. Tidak mungkin aku membongkar penyamaranku hanya demi menolak seorang gadis bangsawan. Sekali terbuka, tamatlah sudah riwayatku—juga riwayatmu.”

Ruangan mendadak hening, hanya suara napas mereka yang terdengar. Senja di luar hampir padam, meninggalkan bayangan panjang di dinding Dalem Mahapatih.

Arya Wuruk menatapnya lekat-lekat, kali ini tanpa senyum. “Maka di sinilah ujian kita bermula, Lêshā. Rahasiamu adalah rahasia keraton. Dan rahasia itu kini terancam oleh tangan-tangan yang bahkan tidak tahu apa yang mereka usik.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
64 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status