Aula besar istana dipenuhi cahaya lilin dan denting gelas kristal. Malam itu diadakan perjamuan megah untuk menyambut para bangsawan dari wilayah timur sebuah pesta yang bagi sebagian orang, adalah kesempatan berbaur dan bagi sebagian lainnya, medan untuk menyusun rencana.Jagatra berdiri di dekat salah satu tiang marmer, matanya mengamati kerumunan. Auranya tenang, tapi sebenarnya ia tegang. Terlalu banyak mata, terlalu banyak telinga, terlalu banyak sekutu Kaesar yang berkeliaran.Audina berdiri tidak jauh darinya, mengenakan gaun ungu lembut yang dipilihkan Ravel. Gaun itu sederhana, tapi anggun cukup untuk membuat beberapa bangsawan melirik penasaran.“Jangan terlalu jauh dariku,” bisik Jagatra pelan saat melewati Audina, seolah hanya memberikan salam.Audina mengangguk kecil. “Aku mengerti, Yang Mulia.”Sementara itu, Ravel mata-mata istana yang diam-diam berpihak pada Jagatra bergerak di antara pelayan. Ia membawa nampan, menunduk, tampak seperti pelayan biasa. Tapi matanya taja
Last Updated : 2025-11-29 Read more