All Chapters of Balas Dendam Tuan Muda Sampah: Menjadi Dokter Ilahi: Chapter 411 - Chapter 420

Total ada lima pria dan wanita di dalam Cayenne—dua pria dan tiga wanita. Selain pria berotot yang mengemudikan mobil, ada juga seorang pemuda tampan yang jangkung dan tinggi dengan sikap yang sangat luar biasa, poni samping yang modis, dan wajah feminin yang sangat mirip dengan gaya seorang flower boy Korea yang populer. Di antara ketiga gadis itu, gadis berkacamata hitam adalah yang paling keren dan bergaya, dengan postur tubuh yang tinggi dan riasan yang sangat halus. Matanya berair karena lensa kontak berwarna yang mahal, dan bibirnya yang merah merona dengan lipstik tampak sangat menawan dan menggoda. Terutama sepasang kaki panjang yang ramping dan seputih salju, yang dapat disebut sebagai kaki terbaik tahun ini, dan dapat membuat pecinta kaki indah meneteskan air liur dengan sangat banyak. Itu adalah Cecilia Spencer. Dua gadis di sebelahnya, meskipun sedikit lebih rendah kecantikannya daripada Cecilia Spencer, juga sangat cantik dan menarik. Mereka semua adalah wanita ca

Sesampainya di pintu yang besar, Evelyn Bennett membunyikan bel pintu dan berteriak ke sistem visual kontrol akses dengan sangat antusias, "Sepupu, kami sudah sampai!" Dengan suara yang sangat keras, pintu elektrik yang dapat ditarik itu terbuka dengan sangat otomatis. Seorang gadis cantik, tinggi, dan anggun keluar dari dalam dan berkata dengan senyum yang sangat manis, "Evelyn sudah menjadi sangat cantik sejak terakhir kali bertemu!" "Sepupu Janice!" Evelyn Bennett memeluk lengan gadis itu dengan sangat akrab dan tersenyum dengan sangat manis. Nama gadis itu adalah Janice Winter—putri paman kedua Evelyn Bennett yang bernama Teddy Winter. Usianya sekitar 27 atau 28 tahun. Dia adalah lulusan Fakultas Manajemen sebuah Universitas bergengsi dan kini bekerja sebagai kepala departemen strategi di Winter Industrial Group. Eleanor Bennett juga bergegas maju dengan sangat sopan dan menyapanya sambil tersenyum ramah, "Sepupu Janice!" Tatapan Janice Winter jatuh pada wajah Eleanor Benn

'Tampaknya Keluarga Winter masih sama seperti sebelumnya,' pikir Ryan Wayne dengan sangat jelas, 'suka menjilat kepada orang-orang yang kuat, sombong dengan yang lemah, dan mengabaikan ikatan keluarga.' 'Bagaimana keluarga yang bahkan tidak dapat mempertahankan persatuan internal bisa mencapai sesuatu yang hebat?' lanjut pikirannya dengan sangat meremehkan. 'Sebenarnya, mereka semua hanyalah kerabat Evelyn Bennett,' Ryan Wayne merenung, 'dan tidak ada hubungan darah langsung dengan Eleanor Bennett.' 'Jika bukan karena Harvey Bennett dan istrinya Felicia Winter,' simpul pikirannya, 'aku tidak akan pernah datang mengunjungi mereka. Sekarang mereka sangat kasar dan tidak sopan, mengapa aku harus memberi mereka muka?' "Beraninya kamu berbicara dengan orang yang lebih tua seperti itu!" salah satu paman berteriak dengan sangat marah. "Di usia yang begitu muda, kamu tidak menghormati orang yang lebih tua," yang lain menambahkan dengan sangat keras. "Bagaimana Keluarga Wayne membesarkanmu

Evelyn Bennett dengan cepat meraih lengan Ryan Wayne dengan sangat erat, matanya di ambang air mata yang akan jatuh. "Lupakan saja, ketidaktahuan bukanlah alasan untuk marah," Eleanor Bennett berkata dengan sangat lembut, "Ryan Wayne, jangan membuat segalanya begitu tegang dengan keluarga!" Eleanor Bennett juga menyarankan dengan nada yang sangat memohon, "Pikirkanlah, jika kamu berbalik dan pergi sekarang, bagaimana ayahku akan bisa menginjakkan kaki di keluarga Winter lagi di masa depan? Dengarkan aku, selesaikan makanan ini sebelum kamu pergi!" Melihat situasi yang sangat sulit ini, Ryan Wayne tidak punya pilihan dan merasa sangat berdaya. 'Eleanor selalu berkompromi demi keluarga,' pikirnya tak berdaya, 'jadi aku tidak punya pilihan selain mengalah.' Ryan Wayne akhirnya duduk lagi dan makan makanannya dalam diam dengan sangat tenang. Di antara anggota generasi ketiga muda di lantai bawah, Jeselyn Winter dan pria lain bernama Jerry Winter adalah yang paling luar biasa dan men

"Kalau begitu aku pasti akan pergi," Ryan Wayne berkata dengan sangat tenang dan mantap. "Aku ingin Samuel Terias tahu bahwa Eleanor membuat pilihan yang sangat tepat dalam memilihku!" Ryan Wayne tetap sangat tenang dan kalem. Ia memegang tangan kecil Eleanor Bennett lembut dan tersenyum dengan sangat hangat kepada istrinya. "Apa-apaan ini?" Adam Winter berseru dengan sangat tidak percaya. "Kamu benar-benar ingin mati? Kamu benar-benar bodoh ya?" Adam Winter tidak bisa mempercayai keberanian Ryan Wayne. Dia memandang Ryan Wayne seolah-olah dia adalah orang idiot yang kehilangan akal, alisnya terangkat ke langit dengan sangat dramatis. Dia berkata dengan nada yang sangat jijik, "Jika Samuel Terias tidak mematahkan kakimu hari ini, aku akan memanggilmu kakak ipar mulai sekarang dan seterusnya!" Ryan Wayne hanya tersenyum dengan sangat acuh tak acuh, terlalu malas untuk membantah omong kosong mereka, karena mereka hanya kerabat jauh yang tidak penting. 'Di kehidupan sebelumnya,' Ry