LOGINRyan Wayne—tuan muda keluarga konglomerat Wayne yang dibuang karena dianggap sampah dan memalukan. Dipaksa menikah dengan Eleanor Bennett di kota kecil Millbrook, dia memperlakukan istri yang setia itu dengan kejam, sering mabuk dan mengabaikannya meskipun Eleanor selalu melindunginya dengan tulus. Ketika koalisi musuh menyerang, Ryan hanya bisa menangis tak berdaya menyaksikan Eleanor dirudapaksa dan dibunuh di hadapannya oleh William Langdon dan pria bertopeng perak. Dengan penyesalan mendalam, Ryan tewas sambil berjanji—jika diberi kesempatan kedua, dia akan menjadi suami yang layak. Takdir memberikan kesempatan itu. Setelah 100.000 tahun berkultivasi di alam lain dan menjadi Kaisar Langit, Ryan gagal menerobos ke ranah berikutnya karena teringat penyesalannya pada Eleanor. Jiwanya terlempar kembali ke masa lalu—tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Kini Ryan memiliki ingatan lengkap dan Teknik Devourers of Thousand Chaos Sources yang dapat menyerap segala jenis energi. Eleanor masih hidup, masih takut padanya, masih dingin karena perlakuan masa lalu. Tapi kali ini berbeda. Ryan bertekad menebus semua kesalahannya, melindungi Eleanor dengan nyawa, dan menghancurkan setiap musuh yang berani menyentuh keluarganya. "Di kehidupan sebelumnya, kalian menghancurkan keluargaku dan membunuh orang yang kucintai. Di kehidupan ini, aku akan membalas kalian jutaan kali lipat!"
View MoreGudang terpencil di pinggiran kota Millbrook. Aroma besi karat memenuhi udara dingin. Di tengah ruangan, Ryan Wayne terikat di kursi kayu tua, pergelangan tangannya berdarah karena tali tambang yang kasar.
"Lepaskan aku!" Ryan meronta garang, mata cokelat gelapnya masih memancarkan arogansi. "Kalian tahu siapa aku? Aku Ryan Wayne! Keluarga Wayne akan menghancurkan kalian!"
Langkah kaki bergema dari kegelapan. Seorang pria tinggi besar muncul, topeng perak menutupi seluruh wajahnya, berkilau jahat di bawah cahaya lampu.
"Ryan Wayne..." Pria bertopeng itu tertawa, suara seperti logam bergesekan. "Masih berlagak seperti tuan muda kaya? Sungguh menyedihkan."
"Apa maksudmu?!" Ryan membentak. "Lepaskan aku sekarang juga, atau keluargaku akan—"
"Keluarga Wayne yang sudah hancur itu?" Pria itu memotong dengan tawa keras.
Ryan terdiam sejenak, kebingungan mulai menggantikan arogansi di wajahnya. "Apa maksudmu hancur? Wayne Pharmaceutical Group masih—"
“Masih apa?” Sang pria topeng tertawa lantang. “Ayahmu saja dipenjara dan ibumu mati kecelakaan, bagaimana mungkin mereka bisa menghancurkan kami?"
Wajah Ryan memucat. "Apa …?" Dia tidak pernah mendengar soal ini!
"Dan lagi … itu semua adalah hasil kerja kami." Pria itu tertawa puas.
Ryan terduduk lemas di kursi, semua arogansinya lenyap seketika. "Kenapa... kenapa kalian melakukan ini? Apa salah keluarga Wayne?!"
"Salah keluarga Wayne?" Mata di balik topeng perak itu berkilat penuh kebencian. "Keluarga Wayne sudah terlalu lama berkuasa, terlalu lama memonopoli industri farmasi di Dragonpolis. Saatnya untuk jatuh."
Pria itu mengangkat tangan, memberi aba-aba. "Bawa wanita itu ke sini!"
Seorang anak buah menyeret wanita berpakaian gaun biru muda yang robek. Rambutnya berantakan, wajah cantiknya penuh memar.
Ryan terperanjat. “Eleanor?!”
Wanita itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Ryan ….”
Eleanor Bennett Wayne. Istri sah Ryan selama tiga tahun terakhir—wanita yang paling ia benci. Pernikahan mereka bukan karena cinta, melainkan keputusan keluarga yang memaksa Ryan meninggalkan ibu kota dan hidup terasing di kota kecil.
Sejak hari pertama, Ryan mencari cara untuk menghancurkan pernikahan itu. Ia berselingkuh dengan banyak wanita lain, pulang mabuk setiap malam, bahkan berlaku kasar hingga Eleanor menangis.
Semua dilakukan dengan satu tujuan: membuat Eleanor menyerah dan menceraikannya, sehingga Ryan bisa kembali ke ibu kota dan tinggal bersama orang tuanya.
Namun, semua usahanya sia-sia. Eleanor tidak pernah melawan, tidak pernah pergi. Ia hanya diam, menerima perlakuan buruk itu dengan kesabaran yang bagi Ryan terasa seperti penghinaan, sesuatu yang membuatnya semakin membenci wanita itu.
Hanya saja kini, melihat Eleanor dalam keadaan babak belur di hadapannya, Ryan merasakan sesuatu yang aneh menyelinap di dadanya—campuran marah, bingung, dan perasaan yang tak bisa ia sebut.
"Kenapa kau bawa wanita itu kemari?!" seru Ryan.
Eleanor diikat di tiang di seberang Ryan. Air mata mengalir di pipinya, tapi dia tidak bersuara.
"Eleanor Wayne," pria bertopeng berdiri di antara mereka. "Aku beri kau pilihan. Pertama, bunuh suamimu dengan tanganmu sendiri, lalu kami bebaskan kau. Kedua, kau melayani nafsu semua anak buahku, sebagai gantinya kami bebaskan suamimu."
Keheningan mencekam. Ryan menatap Eleanor dengan mata melebar.
Mengingat segala yang pernah Ryan lakukan kepada wanita itu, bukankah jelas istrinya tersebut akan—
"Aku... aku pilih yang kedua," Eleanor berkata lirih tapi tegas.
Sontak, mata Ryan membola. “Apa!?”
Pria itu tidak percaya. Selama tiga tahun Ryan merendahkannya, menghinanya, bahkan berbuat kasar padanya, tapi Eleanor memilih untuk menyelamatkannya!?
Ryan mengepalkan tangan kuat dan berseru lantang, "Wanita bodoh! Kenapa kau pilih yang kedua!? Kenapa tidak selamatkan dirimu sendiri!? Apa kau kira itu akan membuatku berubah mencintaimu, hah!?”
Eleanor mengangkat pandangan dan menatap Ryan dengan senyuman tipis. "Karena kau suamiku, Ryan. Jika pengorbananku bisa menyelamatkanmu, aku rela melakukannya."
Tiba-tiba suara tepuk tangan bergema dari pintu masuk gudang. Seorang pria muda berpakaian jas mahal melangkah masuk dengan senyum meremehkan.
"Drama yang menyentuh," kata pria itu dengan nada mengejek. Rambut pirangnya tersisir rapi, mata birunya memancarkan arogansi tinggi. "Tapi membosankan."
"William Langdon!" Ryan mengenali wajah itu dengan mata melotot. "Kau... kau yang ada di balik ini semua?"
"Sayangnya, Ryan, bukan aku dalang yang merancang kehancuran keluargamu. Aku hanya meminta untuk... ikut menikmati pertunjukan akhir ini. Lagi pula…"
Mata William beralih ke Eleanor yang terikat. Tatapannya penuh nafsu.
"Wanita cantik seperti Eleanor tidak boleh disia-siakan hanya untuk kelima orang itu. Aku ingin bagian juga."
"JANGAN SENTUH ISTRIKU!" Ryan mengamuk, berusaha melepaskan ikatan hingga pergelangan berdarah.
Namun, William malah tertawa. “Istrimu? Kau bahkan tidak pernah memperlakukannya sebagai istri.” Dia berjongkok di hadapan Eleanor, yang tampak begitu takut. “Tidak perlu khawatir, Eleanor. Aku yang akan menunjukkan padamu bagaimana seharusnya seorang istri diperlakukan!”
SRAAK!
Suara pakaian dirobek terdengar, dan kulit putih mulus Eleanor pun menjadi tontonan semua orang.
“Ahhh!”
“TIDAK!! ELEANOR!!” Ryan berteriak, berharap William akan berhenti.
Namun, sia-sia.
Teriakan nyaring Eleanor bergema di gudang tersebut seiring dirinya dilecehkan dan digilir dengan tidak manusiawi oleh William dan lima pria lainnya.
Ryan yang dipaksa menyaksikan penderitaan Eleanor nyaris menggila. Dia berteriak dan meronta, bahkan kursi yang dia tempati sampai terbalik, membuat kepalanya membentur lantai dan berdarah.
Tapi orang-orang itu terus melanjutkan aksi biadab mereka.
Air mata Ryan mengalir deras. Penyesalan dan kemarahan mendalam menyelimuti hatinya. Dia baru menyadari betapa mulia hati Eleanor, betapa tulus cintanya.
Tapi … terlambat.
Saat semuanya selesai, Ryan hanya bisa menatap istrinya yang terkulai lemah. Tubuh malang Eleanor penuh memar, napasnya tersengal dan terputus-putus.
“Eleanor…” Ryan berbisik serak.
Mata Eleanor yang basah oleh air mata menatap Ryan sesaat, lalu berpaling pada pria bertopeng. “Bebaskan… suamiku…”
Pria bertopeng tertawa rendah. “Bebas? Aku tidak ingat pernah berjanji membebaskan siapa pun.”
“Kau—” Eleanor tersedak, darah segar mengalir dari mulutnya akibat luka dalam yang tak tertahankan. Tubuhnya bergetar lemah.
“Eleanor!” Ryan berteriak putus asa.
Dengan sisa tenaga, Eleanor menoleh padanya, senyum samar terukir di bibir yang berlumuran darah. “Maafkan aku… aku tidak bisa menyelamatkanmu…”
“Tidak, jangan katakan itu! Bertahanlah, Eleanor!” Ryan menjerit, namun tubuh istrinya sudah kehilangan tenaga. Kelopak matanya menutup perlahan, napasnya terhenti.
“ELEANOR!” Jeritan Ryan terdengar seperti binatang terluka. “JANGAN TINGGALKAN AKU!”
Tapi tak ada jawaban. Hanya kesunyian yang menegaskan kepergiannya.
Amarah menelan Ryan. Ia menatap pria bertopeng dan William dengan tatapan penuh kebencian. “AKAN KUBUNUH KALIAN SEMUA!” Ryan meronta dengan gila di kursinya. Darah mengalir dari luka-luka baru yang mulai terbentuk.
Pria bertopeng hanya tersenyum remeh sambil memainkan pisaunya, melangkah mendekat pada Ryan yang masih terikat. “Dirimu sendiri saja tidak bisa kau selamatkan, masih berani membual?” Ia mengedikkan bahu. “Yah, karena istrimu sudah mati, sekarang giliranmu.”
Tanpa basa-basi, pisau itu menghujam dada Ryan tepat di jantung. “Selamat tinggal, Tuan Muda Sampah Wayne.”
"Kalau mau menyalahkan seseorang atas kematianmu dan istrimu ini, salahkan nasibmu karena telah menyinggung Tuan Muda. Dia yang menginginkanmu mati."
Saat pisaunya dicabut, darah muncrat deras, tubuh Ryan bergetar hebat. Kesadarannya meredup, pandangannya hanya tertuju pada wajah Eleanor yang kini tak bernyawa.
“Maafkan aku, Eleanor… Jika ada kesempatan kedua, aku akan menjadi suami yang layak bagimu…”
Lalu, kegelapan menyelimuti segalanya.
**
“Kuhuk… kuhuk!”
Batuk keras mengguncang tubuh pria berjubah emas, disusul semburan darah segar.
Tangan pria itu mencengkeram dada, tubuhnya bergetar hebat, dan senyum pahit terukir di wajahnya.
“Eleanor… bahkan hingga akhir, aku tidak bisa melupakanmu…”
Dialah Ryan Wayne—bukan lagi tuan muda sampah, melainkan Kaisar Langit yang menaklukkan galaksi setelah seratus ribu tahun kultivasi.
Sejak kematiannya yang tragis di kehidupan lalu, Ryan bersumpah tidak akan lagi menjadi pria lemah di kehidupan barunya ini. Ia mendaki puncak, menundukkan sekte-sekte besar, membangun kekaisaran abadi, dan menguasai hukum bintang.
Kini, di puncak segalanya, ia menghadapi ujian surgawi.
Langit kosmis bergemuruh, sembilan petir emas berputar di atasnya, menentukan apakah ia layak menembus ranah Overgod. Dengan fondasi sempurna, seharusnya ini mudah. Namun saat petir ketujuh menyambar, ingatan mengenai Eleanor membuat fokusnya buyar.
Petir kedelapan menghantam, pertahanan yang ia bangun selama seratus ribu tahun retak, tubuh emasnya terhuyung lalu berlutut. Penyesalan menyelimuti Ryan, membuat air mata mengalir menuruni wajahnya.
“Eleanor… maafkan aku. Jika ada jalan kembali, aku bersumpah akan menebus semua kesalahanku…”
Lalu petir kesembilan, naga emas raksasa, jatuh dari langit. Cahaya kosmis meledak. Pertahanan terakhir Ryan runtuh, dan seketika tubuh spiritual yang dibangun Ryan selama seratus ribu tahun hancur berkeping-keping.
Kaisar Langit yang tak terkalahkan roboh, bukan karena kekuatan lawan, melainkan karena cinta dan penyesalan yang tak pernah ia lepaskan.
Namun—
“AGHH!” Ryan terbangun. Pandangannya kabur, lalu perlahan jelas. Ia tidak lagi berada di antara bintang, melainkan di ruangan serba putih dengan bau obat menusuk hidungnya.
“Rumah sakit…?” gumamnya serak. “Tapi… di dunia kultivasi tidak ada rumah sakit…”
Ia menatap sekeliling, kebingungan.
Di saat itu, pintu terbuka. Seorang wanita masuk, mata indahnya membulat penuh syukur.
“Ryan, kau sudah bangun?”
Ryan membeku, jantungnya berdegup keras melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya.
“Eleanor…?”
Benar. Tengah berdiri di hadapannya adalah Eleanor Bennet Wayne, istri Ryan yang seharusnya sudah mati di kehidupan lamanya.
Lalu, bagaimana bisa wanita yang seharusnya sudah mati itu kembali berdiri di hadapan Ryan sekarang!?
Studi tentang formasi adalah ilmu paling mendalam dan rumit dalam dunia kultivasi.Formasi sihir menggunakan elemen alam—gunung dan sungai, logam, batu, air, dan kayu—lalu menata dan menggabungkannya dengan perhitungan cermat. Tujuannya untuk berkomunikasi dengan kekuatan langit dan bumi, menghasilkan berbagai efek: kerusakan masif, amplifikasi kekuatan, penyembuhan, pemanggilan, penyegelan, hingga peningkatan kemampuan.Sayangnya, seni formasi telah hilang di Dragonpolis selama ratusan tahun. Hanya beberapa formasi pelindung sekte tertutup yang masih tersisa.Geomansi, pada dasarnya, adalah cabang sederhana dari ilmu formasi yang kompleks. Master Geomansi menggunakan kompas untuk mengatur formasi berdasarkan arah rumah, vena bumi, dan aliran air—membawa keberuntungan, menghindari bencana, mengumpulkan energi spiritual, bahkan menyerang musuh. Namun ini hanya serpihan kecil dari formasi sejati.Formasi legendaris dengan mudah memanfaatkan kekuatan bintang, ruang angkasa, dan vena bum
"Tolong, Tuan Wayne, ampuni nyawa kami!"Tiba-tiba, patriark Keluarga Baxter adalah yang pertama bereaksi dengan panik. Dia menekuk lututnya dan berlutut dengan gerakan tergesa-gesa. Menundukkan kepala yang biasanya arogan, dia memohon dengan suara menyedihkan, "Kami di sini hanya untuk menghadiri Heavenly Meet dan ingin meminta artefak magis! Kami sama sekali tidak memiliki permusuhan terhadap Tuan Wayne!"Meskipun dia mencoba yang terbaik untuk terlihat tenang, kakinya yang gemetar tanpa ampun mengkhianati ketakutan mendalam di hatinya."Kami semua tunduk dan bersumpah mulai sekarang akan menghormati Tuan Wayne! Kami akan mematuhi setiap perintah Anda tanpa pertanyaan apapun!"Ketakutan seperti penyakit yang menular dengan cepat. Banyak kepala keluarga dan tokoh kuat bergegas berlutut—bersujud dan membungkuk dengan panik. Mereka takut jika berlutut bahkan sedetik lebih lambat, mereka akan dibunuh di tempat oleh Ryan Wayne!Ryan Wayne terlalu kuat dan menakutkan. Bahkan ketika Sul
'Sullivan Watt menggunakan Guci Esensi Tanah Primordial yang memanfaatkan energi qi tanah Gunung Tidehark sejauh sepuluh kilometer!' 'Kekuatan itu bahkan bisa membunuh seorang ahli Ranah Ilahi! Bukankah seharusnya Ryan Wayne yang meninggal?' 'Mengapa dia justru turun gunung dengan selamat sambil membawa guci itu?'"Tuan Wayne, kau... Anda belum mati! Dan kau bahkan mencuri guci tembikar itu?" Samuel Terias ketakutan setengah mati hingga kakinya bergetar hebat. Butiran besar keringat dingin mengalir deras. Dia berkata dengan suara gemetar penuh ketidakpercayaan.Metode Ryan Wayne benar-benar seperti seorang immortal—bahkan berhasil menekan Sullivan Watt dengan mudah. Ini membuat Samuel gemetar ketakutan dan berharap dia bisa berlutut di tanah untuk memuja Ryan, mengibas-ngibaskan ekor dan memohon belas kasihan seperti anjing."Tuan Wayne, di mana kakek saya!" Peter Watt melangkah maju dengan berani dan menuntut jawaban dengan amarah yang membara."Um?"Ryan Wayne tiba-tiba menoleh
BOOM! Dengan amarah yang membara, Ryan Wayne meninggalkan semua teknik rumit dan langsung menggunakan tubuh fisiknya untuk menahan serangan. Dia memberikan pukulan keras ke naga Qi Primordial vena bumi. BOOM! Udara melonjak dan meraung dengan keras. Ruang radius dua puluh meter bergetar hebat, mengubah langit menjadi kekacauan yang membuat segalanya tidak terlihat jelas. "HANCURKAN!" Mata Ryan Wayne bersinar dengan garis-garis api iblis berwarna merah menyala. Rambutnya terbang liar seperti air terjun yang terbalik. Dia memiliki momentum untuk menelan gunung dan sungai. Tubuh fisiknya melanggar hukum alam ketika dia menghancurkan naga vena bumi dengan pukulan yang penuh kekuatan mutlak. CLANG! Suara benturan itu bagaikan lonceng megah yang mengguncang langit. Gelombang suara berdenyut di gendang telinga orang-orang dan beresonansi dengan saraf rapuh mereka. Meskipun orang-orang di Villa Tidehark berjarak ratusan meter, mereka masih terguncang sedemikian parah hingga merasa mua












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviewsMore