"Dulu, waktu aku menitipkan Ariel padamu, aku masih merasa tenang. Aku yakin kamu nggak akan mengecewakannya. Tapi ternyata, Vincent, kamu benar-benar cuma seorang bajingan!"Vincent mendengus dan mengusap darah di sudut bibir, lalu terkekeh getir. "Kalau aku bajingan, lalu kamu apa? Berengsek yang nggak setia? Kita berdua sama saja, cuma beda tipis."Darryl menarik napas panjang, suaranya dipenuhi penyesalan, "Ariel itu kelihatannya lembut, tenang, dan nggak punya banyak emosi. Bahkan kalau kamu ucapkan kata-kata paling menyakitkan atau melakukan hal-hal yang bikin dia sakit hati, dia nggak akan marah. Dia hanya akan perlahan-lahan mencoba membicarakannya dengan suara lembut.""Tapi justru karena itu ... dia terlalu peka. Semua kebaikanmu, semua keburukanmu, dia melihatnya dengan jelas. Nggak ada yang bisa luput dari matanya.""Begitu dia sudah membuat keputusan, seperti memutuskan pergi darimu ... nggak akan ada lagi jalan kembali. Kamu nggak akan pernah bisa mendapatkannya lagi.""J
Read more