Share

Bab 2

Author: Sunny
Kata-katanya sendiri yang mengaku tidak mencintaiku, ditambah dengan album foto dan surat cinta dalam komputer ruang kerjanya, sudah cukup untuk membuatku benar-benar putus asa.

Namun, tujuh tahun yang kuhabiskan bersamanya bukanlah mimpi. Kami pernah melewati begitu banyak momen manis. Aku sulit untuk benar-benar melepaskannya.

Aku melangkah menuju brankas kecil di meja kerjanya. Benda itu bagai kotak Pandora yang penuh misteri sekaligus berbahaya.

Suatu kali saat aku dan Vincent berpelukan di ruang kerja ini, aku pernah bertanya beberapa kali padanya, apa sebenarnya isi brankas itu sampai dilindunginya sewaspada itu. Namun, dia selalu mengalihkan topik. Dia tidak pernah mau memberitahuku sandinya, hanya menyuruhku menebak.

Aku sudah mencoba ulang tahunku, ulang tahunnya, bahkan hari jadi pernikahan kami ... semua salah.

Kini, dengan tangan bergetar, aku memasukkan tanggal lahir Avril. Untuk pertama kalinya, aku berharap tebakan itu salah. Namun, brankas benar-benar terbuka.

Jantungku seketika mencelos.

Di dalamnya tergeletak sepasang cincin, dengan ukiran di bagian dalamnya.

[ Vincent & Avril ]

Model cincinnya memang klasik, tetapi tetap tampak baru. Cincin itu terawat begitu rapi, jelas sekali selalu dijaga dengan penuh perhatian. Seluruh tenagaku lenyap, hatiku seakan remuk redam. Sekonyol apa pun aku dulu, sekarang aku harus sadar pada kenyataan.

Sedari awal, Vincent memang tidak pernah mencintaiku.

Keesokan harinya, untuk pertama kalinya aku menentang kemauannya. Aku memutuskan untuk tetap menghadiri pesta.

Wajah Vincent sedikit menggelap, tetapi dia tidak lagi membujukku. Dia hanya menekankan dengan nada manis, "Boleh saja pergi. Tapi Ariel secantik ini, harus selalu ada di sisiku, ya. Kalau nanti kakakmu itu berani mengusikmu, aku bisa langsung melindungimu."

Sikapnya seperti anjing kecil yang setia, tapi aku tahu jelas, dia hanya takut aku keluar dari kendalinya dan menutupi sorotan Avril. Padahal, aku sama sekali tidak punya niat itu.

Aku akan segera "menghilang" dari dunia ini. Yang kuinginkan hanyalah bertemu sekali lagi dengan sutradara dan penulis naskah yang pernah membantuku.

Saat aku muncul, semua mata pun langsung tertuju pada aku dan Avril.

"Pasti Ariel yang jadi pemeran utama wanita untuk film terbaru Garin Nugroho. Dia punya dukungan dari Vincent dan aktingnya pun sudah diakui semua orang."

Begitu mendengarnya, Avril langsung melangkah maju dengan wajah kesal. "Kenapa kalian bisa berpikir begitu? Peran ini seharusnya milikku!"

Orang-orang di sekeliling hanya melirik sinis.

"Kalau soal pengalaman, kamu memang masih kalah jauh dari Ariel. Jangan terlalu tinggi hati."

"Betul. Meskipun sekarang kamu memang jadi nyonya Keluarga Hudson, tapi di sini ada Keluarga Breymen. Sudah jelas siapa yang bakal dapat sumber dayanya, 'kan?"

"Ya, lagian bukankah kamu baru menang penghargaan kecil saja? Jadi manusia sebaiknya tetap rendah hati."

Ucapan itu membuat Avril marah besar hingga wajahnya memerah. "Kalian ...! Tunggu saja, nanti aku akan buktikan kalau kalian semua salah besar!"

Sambil berkata demikian, dia menoleh tajam padaku dengan tatapan penuh kebencian. "Kamu boleh saja merasa puas sekarang, tapi sebentar lagi pasti akan malu di depan semua orang! Hmph!"

Kalimatnya diakhiri dengan sebuah dorongan keras ke arahku. Aku terhuyung dan tidak sempat menjaga keseimbangan. Lututku membentur sudut meja, rasa sakitnya membuatku menitikkan air mata.

Namun, pria yang semalam berjanji akan melindungiku di depan semua orang, malah berpura-pura tidak melihat dan membiarkan Avril semena-mena. Bulu mataku bergetar, aku menunduk dalam-dalam, berusaha menekan kepedihan yang membanjiri dadaku.

Tepat saat itu, seluruh lampu di ruang pesta tiba-tiba padam. Suasana berubah tegang dan akhirnya lampu sorot tertuju ke arah panggung. Pengumuman resmi pemeran utama film akan dilakukan.

"Selamat kepada ... Avril!"

"Terima kasih untuk penulis naskah peraih box office, Avicent. Demi Avril, dia rela tidak mengambil bayaran sepeser pun, bahkan menginvestasikan 600 miliar, hanya agar Avril bisa menjadi pemeran utama film terbarunya. Karena baginya, Avril adalah satu-satunya inspirasi!"

Avril naik ke atas panggung dan menerima mikrofon, lalu menatap ke arahku dengan bangga. Kemudian, dia mengumbar ejekan di depan semua orang, "Ariel, sudah selama ini, kamu tetap nggak pernah bisa mengalahkanku."

"Loser!"

Dia berdiri di bawah cahaya sorot, dikelilingi pujian dan sanjungan, serta menjadi pusat perhatian yang tak tertandingi.

Aku mendongak sekilas, memandang Vincent di sampingku. Tangannya masih menggenggam tanganku, tetapi matanya justru dipenuhi sorot kebahagiaan untuk Avril karena mimpinya telah terwujud.

Mataku meredup, bibirku melengkung dengan getir.

Kemarin, aku tidak sengaja menemukan naskah Avicent di ruang kerja Vincent. Di halaman pertama naskah itu, tertulis dengan tinta tebal.

[ Dipersembahkan untuk satu-satunya pemeran utamaku, Avril. ]
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cintaku Padam Bersama Kobaran Api   Bab 9

    Aku juga harus mencoba melangkah ke depan. Mungkin ... aku memang seharusnya mencoba bersama orang lain?...."Deng deng deng deng ...."Lagu pernikahan mulai berkumandang.Pengantin pria dan wanita sama-sama menyukai warna putih yang menandakan kesucian. Mereka berdiri di sisi pendeta, bersiap mengucapkan janji suci.Di pagi musim semi yang penuh cahaya, cinta mereka siap dipersatukan.Aku mengenakan gaun putih sederhana, melangkah perlahan di atas karpet merah. Dalam doa dan restu semua orang, menanti kebahagiaan yang akan datang."Berhenti!"Tepat saat aku mengeluarkan cincin, pintu besar gereja mendadak terbuka lebar. Sosok Vincent yang sudah lama tak terlihat, berdiri di sana."Jangan menikah ... jangan menikah sama orang lain. Kita masih punya ikatan pernikahan, kita belum bercerai. Jangan menikah sama orang lain ...."Matanya basah dan merah saat menatap cincin di tanganku. Aku mengangkat alisku, lalu tetap menyerahkan cincin itu ke tangan orang di seberangku.Pengantin wanita b

  • Cintaku Padam Bersama Kobaran Api   Bab 8

    Kalau dia tidak percaya, biarlah. Aku sudah tidak lagi mengharapkan kepercayaannya.Yang kuinginkan sekarang hanyalah menjalani hidupku sendiri dengan baik. Di dunia ini ada begitu banyak orang. Pasti ada juga orang yang hanya hidup sendirian dari awal sampai akhir, 'kan? Mungkin dengan begitu pun masih bisa hidup dengan baik. Hanya saja ... aku sendiri belum tahu.....Setelah salju reda, Darryl pun pergi. Dunia kembali hening.Ketika musim dingin berakhir, aku juga pergi dari tempat itu. Aku ingin mencari tempat baru untuk singgah.Vincent tidak lagi mengutus orang mencariku. Hanya sesekali, aku melihat beberapa pesan lewat ponsel.Bisnisnya kini berkembang semakin pesat. Meski sempat terpuruk sepulang dari sini, Darryl juga perlahan-lahan mulai bangkit kembali.Sementara itu Avril ... meski sudah dijatuhkan oleh Vincent dan Darryl, dia tetap memiliki Keluarga Houston di belakangnya. Bagaimanapun, mereka tidak akan membiarkan Avril benar-benar terpuruk. Hanya saja, untuk saat ini dia

  • Cintaku Padam Bersama Kobaran Api   Bab 7

    Hidup ini terlalu singkat. Bisa merasakan bagaimana orang lain menjalani hidup mereka, menurutku adalah hal yang sangat menarik.Jadi, aku menjalani tugas dengan penuh kesungguhan sebagai seorang penjaga hutan setiap hari. Merasakan berbagai macam bentuk kehidupan dari sudut pandang mereka.Selain berpatroli di gunung, waktuku lebih banyak kuhabiskan di dalam kabin kecil ini untuk membaca buku. Anehnya, aku justru merasa sangat damai. Tanpa gangguan dunia luar, tempat ini benar-benar seperti surga yang tersembunyi.Namun hari ini, ada tamu tak terduga.Ketukan terdengar dari pintu. Ketika kubuka, kulihat seorang pria berpakaian hitam berdiri di luar. Dari posturnya, seakan aku melihat seseorang yang kukenal."Vincent?" tanyaku spontan.Namun saat dia mengangkat wajahnya, aku segera sadar. "Darryl."....Di luar, salju kembali turun deras. Menyuruhnya turun gunung saat ini jelas tidak mungkin.Aku berbalik menuangkan sepoci teh hangat, lalu menyodorkan kursi untuknya. Di dalam ruangan,

  • Cintaku Padam Bersama Kobaran Api   Bab 6

    "Dulu, waktu aku menitipkan Ariel padamu, aku masih merasa tenang. Aku yakin kamu nggak akan mengecewakannya. Tapi ternyata, Vincent, kamu benar-benar cuma seorang bajingan!"Vincent mendengus dan mengusap darah di sudut bibir, lalu terkekeh getir. "Kalau aku bajingan, lalu kamu apa? Berengsek yang nggak setia? Kita berdua sama saja, cuma beda tipis."Darryl menarik napas panjang, suaranya dipenuhi penyesalan, "Ariel itu kelihatannya lembut, tenang, dan nggak punya banyak emosi. Bahkan kalau kamu ucapkan kata-kata paling menyakitkan atau melakukan hal-hal yang bikin dia sakit hati, dia nggak akan marah. Dia hanya akan perlahan-lahan mencoba membicarakannya dengan suara lembut.""Tapi justru karena itu ... dia terlalu peka. Semua kebaikanmu, semua keburukanmu, dia melihatnya dengan jelas. Nggak ada yang bisa luput dari matanya.""Begitu dia sudah membuat keputusan, seperti memutuskan pergi darimu ... nggak akan ada lagi jalan kembali. Kamu nggak akan pernah bisa mendapatkannya lagi.""J

  • Cintaku Padam Bersama Kobaran Api   Bab 5

    Ariel benar-benar telah menghilang.Sejak itu, Vincent tidak pernah bisa tidur nyenyak lagi. Malam demi malam dia selalu terjaga. Sebab, selama tujuh tahun terakhir ini, selalu ada seorang wanita hangat dalam pelukannya dan menemaninya terlelap.Sebenarnya, ada sebuah rahasia yang tidak sempat Vincent katakan pada Ariel.Sejak kecil, dia menderita insomnia. Dia hanya bisa tidur satu atau dua jam setiap malam. Tekanan dari keluarga terlalu berat, membuatnya hampir tidak pernah memiliki kesempatan untuk bernapas lega.Memang benar, Keluarga Breymen kini adalah salah satu keluarga paling berkuasa. Namun bersamaan dengan itu, tanggung jawab yang harus dia pikul juga sama besarnya. Tidak ada yang benar-benar tahu seberapa besar beban yang ada di pundaknya.Hanya Ariel ... hanya dia yang pernah sungguh-sungguh merasa iba padanya. Hanya dia yang mampu melihat kelelahan Vincent, merasakan kerasnya perjuangan Vincent. Hanya saat dia memeluk Ariel, barulah Vincent bisa benar-benar tidur dengan t

  • Cintaku Padam Bersama Kobaran Api   Bab 4

    Aku menaruh koperku, lalu menatap ke luar jendela besar. Entah mengapa, untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, aku merasa begitu tenang.Sopir menatapku lama, seakan merasa wajahku familier. Aku hanya tersenyum tipis. "Ada orang bilang aku mirip sama aktris pemenang penghargaan, Ariel. Mungkin Anda salah orang." Dia pun buru-buru tersenyum minta maaf, kemudian melaju pergi.Aku menarik maskerku lebih rapat dan melangkah cepat menuju tempat yang sudah kupesan jauh-jauh hari. Satu-satunya tempat yang terlintas sebagai tempat persinggahan baruku.Hutan es di Gunung Alpines, di mana aku bisa menjadi penjaga hutan sepanjang musim dingin. Mulai sekarang, jejak Ariel di dunia ini akan benar-benar terhapus. Tak seorang pun lagi bisa menemukanku dengan identitas lamaku.....Kabar itu terdengar ke telinga Vincent bagaikan petir yang menyambar. Dia bahkan tidak bisa lagi mengendalikan volume suaranya. "Kamu bilang apa? Katakan sekali lagi!"Begitu mendapat kepastian, dia langsung be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status