Ketika melihat Andy di luar, ekspresinya langsung berubah terkejut. Namun, saat teringat ruang tamu yang berantakan, nadanya berubah, otaknya berusaha mencari alasan."Andy, kok balik?""Hari ini aku..."Sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, Andy mencengkeram lehernya dengan erat, urat-urat wajahnya menonjol, membuatnya tampak seperti iblis dari neraka."Rainie, mati kau!"Dia tidak pernah menyangka Rainie, yang bersikap begitu polos dan lemah di hadapannya, tanpa menunjukkan keinginan untuk bersaing dengan Shanon, ternyata bermuka dua di belakangnya.Keinginan untuk bertahan hidup membuat Rainie terus memukul cengkraman Andy dengan kedua tangannya, tetapi Andy tidak menunjukkan tanda-tanda akan melepaskannya. Cengkramannya semakin erat, dan kata-katanya dipenuhi kebencian yang mendalam. "Aku sudah mengingatkanmu sejak awal jangan sampai Shanon tahu tentang hubungan kita, tapi kau malah berani memberitahunya di belakangku!""Kau hanya mainanku. Karena kau nggak tahu diri, jangan
Baca selengkapnya