“Mi …,” panggil Rina, suaranya tercekat. Ia meraih tangan Fahmi, tatapannya tidak lepas dari wajah Papa dan Mama Fahmi di foto itu. “Wajah mereka … aku … sepertinya aku pernah melihat mereka deh.”Fahmi menoleh ke Rina, terkejut.“Apa? Serius, Rin? Kamu pernah lihat siapa? Di mana?” tanyanya, keningnya berkerut penuh kebingungan.Rina menghela napas, berusaha keras mengingat. Semakin ia mencoba, semakin samar ingatan itu.“Aku lupa, Mi. Aku benar-benar lupa pernah ketemu di mana. Atau… mungkin juga aku nggak pernah ketemu. Cuma perasaan aku aja,” jawab Rina, mencoba meyakinkan dirinya sendiri dan Fahmi. Ia tidak ingin mengganggu momen mereka dengan hal yang belum pasti. “Mungkin saking miripnya sama orang yang pernah aku temui, jadi aku merasa familier.”Fahmi menatap Rina sejenak, wajahnya menunjukkan keraguan, tetapi kemudian ia tersenyum, tidak ingin menganggap serius ucapan Rina.“Sudahlah, mungkin memang cuma perasaanmu saja, Sayang,” kata Fahmi, mengusap bahu Rina lembut. “Ayo,
Last Updated : 2025-11-17 Read more