Lorong rumah sakit malam itu dipenuhi aroma antiseptik dan suara mesin monitor dari ruang gawat darurat. Hujan masih turun di luar, menampar kaca jendela dengan ritme lambat, seolah ikut menangis bersama dua orang tua yang duduk di kursi tunggu.Jayden duduk dengan punggung menempel ke dinding, masih mengenakan pakaian basah dan penuh lumpur. Tangannya bergetar, matanya kosong menatap lantai. Setiap detik terasa panjang, seperti jarum jam sengaja melambat untuk menyiksa mereka.Celline di sampingnya menahan tangis. Sera duduk di pangkuannya, wajah kecil itu pucat, mata sembab dan merah. Gadis kecil itu terus memeluk ibunya, sesekali tersedu memanggil nama kembarannya dengan suara serak. “Mommy… Tian tidak apa-apa, kan? Dia tidak tidur lama, kan?” Celline menunduk, membelai rambut Sera lembut, menahan gemetar di ujung suaranya. “Bastian kuat, sayang. Dia pasti bangun nanti.”Tapi air matanya jatuh juga.Beberapa petugas polisi datang menghampiri. Salah satunya, Kapten Miller, berbic
Terakhir Diperbarui : 2025-10-30 Baca selengkapnya