Serayu menimbang-nimbang. Rasanya ia belum membuka botol itu… tapi mungkin juga sudah. Kalau bukan dia, siapa lagi?“Mungkin saja saya yang buka waktu cobain jamu, lupa,” ujarnya meringis kecil.Abra naik ke ranjang, mendekat perlahan sebelum melingkarkan kedua lengannya di tubuh Serayu yang terasa semakin hangat. Ia sedikit menjauh lalu melepas kaosnya, memperlihatkan tubuh atletisnya.“Buka bajumu juga, Sayang,” gumamnya pelan.“Heh, Mas mau apa?” Serayu refleks menyilangkan kedua tangannya menutupi tubuh mungilnya.“Skin to skin, Sayang.”“Mas… saya bukan bayi. Please, deh.”“Kamu memang bukan bayi.” Abra menunduk, mencuri kecupan singkat di pipi istrinya. “Saya yang bayinya.”“Mas Abraaa!” Serayu memekik sebal, pipinya memanas. “Hih… nggak ingat umur, ya! Eh, sebentar … kalau dipikir-pikir selisih umur kita banyak, ya.”“Jangan dipikirkan, sayang,” balas Abra santai, memeluk sang istri.Serayu menyipitkan matanya menggoda. Ia memutar tubuhnya hingga saling berhadapan dengan suaminy
Last Updated : 2025-11-25 Read more