(Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan

(Bukan) Istri Kontrak Dokter Arogan

last updateLast Updated : 2025-11-05
By:  Dinis SelmaraUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
48 ratings. 48 reviews
78Chapters
5.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Serayu terpaksa menikah dengan Abra, dokter arogan sekaligus pewaris rumah sakit ternama. Pernikahan yang semula tanpa cinta dan penuh sandiwara itu perlahan berubah, berlayar menuju dermaga cinta. Namun, campur tangan mertua serta hadirnya mantan kekasih Abra menjelma badai yang mengguncang rumah tangga mereka. Bertahan ataupun berpisah, keduanya tetap meninggalkan luka.

View More

Chapter 1

1. Tidak Diinginkan

“Gimana, Abra, enak nggak sup iganya?” tanya Riani, sang ibu, sambil menatap anak sulungnya yang tengah makan dengan lahap. Siang akhir pekan itu, beliau sengaja datang tanpa kabar ke apartemen putranya untuk makan siang bersama.

“Enak,” jawab Abra singkat. Senyum pun merekah di wajah Riani mendengar jawaban itu.

Serayu, sang istri, ikut menoleh ke arah Abra. Ia mengangguk pelan tanda setuju, lalu tersenyum kaku saat bahunya dirangkul hangat oleh sang suami.

Tatapan Riani jatuh pada tangan putranya yang tengah membelai lengan menantunya dengan lembut. Seketika beliau mengangkat pandangan, menatap Serayu tajam. Serayu dapat menangkap arti dari tatapan itu—sejak awal pertemuan, Serayu sudah dapat merasakan aura ketidaksukaan itu. Bahkan senyum yang sesekali dilemparkan sang mertua pun seakan menyimpan ejekan yang tak terucapkan.

“Memang enak sekali. Ini masakan Aileen,” ucap Riani tiba-tiba, sengaja menyebut nama mantan kekasih Abra.

Abra sontak tersedak begitu nama itu meluncur, setelah sekian lama tak pernah terdengar lagi. Serayu refleks meraih segelas air dan menyodorkannya pada sang suami. Namun sebelum sempat diterima, tangannya ditepis kasar oleh Riani. Dengan tatapan dingin, sang mertua menyodorkan gelas lain pada Abra.

Tidak sampai di situ, Riani melanjutkan, “Tadi Aileen mampir ke rumah. Dia bilang sekarang pindah tugas ke sini. Tambah cantik dia,” ujar Riani. “Sudah cantik, pintar masak … karirnya pun bagus,” lanjutnya seakan lupa pada keberadaan Serayu. “Harusnya dulu itu kamu sabar menunggu dia S2. Mama lebih cocok dia jadi istri kamu—”

“Mama,” potong Abra cepat, menghentakkan sendok ke piring, menandai berakhirnya selera makan siangnya.

‘Kamu selalu membela istrimu ini,’ begitu ujar Riani, kalimat yang terasa serupa bergema dalam batin Serayu, karena hampir selalu dilontarkan setiap kali mereka berjumpa.

Serayu Naumira—biasa disapa Serayu—adalah seorang mahasiswi yang tengah menjalani koas di rumah sakit ternama di kotanya. Terlahir dari keluarga sederhana, ia menempuh pendidikan berbekal beasiswa. Menikah muda sebenarnya tidak pernah ada dalam rencana Serayu, hingga takdir mempertemukannya dengan Abra, lelaki yang kini menjadi suaminya.

Semua berawal dari hari pertama koas Serayu yang berubah menjadi awal malapetaka. Ia terlibat kecelakaan dengan mobil mewah milik Abra, dokter bedah arogan—yang sialnya— sekaligus pewaris rumah sakit tempatnya bertugas. Serayu berniat bertanggung jawab, tapi Abra justru melihat kesungguhan Serayu sebagai kesempatan. Tuntutan sang ayah membuatnya harus segera menikah demi menduduki jabatan tertinggi di rumah sakit keluarga.

Abra menawarkan jalan keluar yaitu pernikahan kontrak. Sebagai gantinya, ia menghapus tuntutan atas kecelakaan itu. Serayu menolak, masih ingin berusaha menebusnya. Namun ia tertampar kenyataan bahwa usaha ayahnya saja tengah merosot. Terhimpit waktu dan keadaan, Serayu akhirnya tak punya pilihan selain menerima tawaran tersebut—tentu saja tidak ada yang tahu perihal perjanjian itu.

Berbanding terbalik dengan sang ayah, pernikahan itu tidak pernah mendapat restu penuh dari ibu Abra. Riani dengan statusnya sebagai istri pendiri rumah sakit swasta ternama, terbiasa hidup di lingkaran orang-orang terpandang. Ia ingin menantu yang sepadan dengan keluarganya: berpendidikan tinggi, bersosialisasi di kalangan elit, dan tentunya berasal dari keluarga berada. Semua itu tidak ada dalam diri Serayu. Tidak ada kebanggaan sedikit pun, Serayu, di hati ibu mertuanya. Bagaimana mungkin perempuan seperti itu mendampingi Abra, calon penerus rumah sakit keluarga yang selama ini dibangun dengan kerja keras dan nama besar?

Gadis sederhana yang dibesarkan dengan penuh keterbatasan itu, kini harus menghadapi pandangan rendah sang mertua setiap kali berhadapan. Tak jarang sang mertua membanding-bandingkan menantunya dengan Aileen—mantan kekasih Abra yang dianggap jauh lebih sempurna. Pencapaiannya selalu disanjung, penampilannya pun sering dijadikan bahan pujian. Semua itu dilakukan di hadapan Serayu, tanpa peduli betapa perihnya hati sang menantu mendengarnya.

Abra sering mencoba menengahi, membela istrinya di hadapan ibunya sendiri. Tetapi sikap itu justru membuat Riani semakin yakin bahwa Serayu telah mempengaruhi anaknya.

Tatapan Riani selalu tajam setiap kali menyorot Serayu. “Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan sampai seorang anak berani melawan ibunya sendiri?” Pertanyaan itu Riani tujukan langsung pada Serayu, nadanya tajam penuh tuduhan. “Sampai detik ini Mama masih tidak bisa menerima pernikahan kalian! Kamu sadar nggak, kalau istri kecilmu ini hanya mengincar hartamu, memanfaatkan popularitasmu di dunia kedokteran!”

Benalu dalam keluarga. Mendompleng nama besar suami untuk memudahkan kelulusan. Mengincar harta. Dan masih banyak lagi kalimat yang hampir selalu dilontarkan Riani setiap kali berhadapan dengan Serayu.

Namun, Serayu tidak lagi mengambil hati atas ucapan-ucapan kasar itu. Bukankah setiap pernikahan memiliki ujiannya sendiri? Demikian ia menenangkan diri. Ia memilih menganggap semua itu hanya kerikil kecil yang harus ia lewati dalam rumah tangganya. Meski begitu, setiap kali kata ‘pernikahan’ terlintas dalam hati dan pikirannya, ada getir yang tak pernah bisa ia sembunyikan.

“Abra, antar Mama pulang—” potong Abra. Namun sebelum sempat melanjutkan ucapannya, Riani sudah lebih dulu bersuara lantang.

“Kamu berubah sejak menikah dengannya,” tuduh Riani dengan nada dingin.

Abra tidak menanggapi, hanya menghela napas lalu menoleh pada istrinya. “Masuklah dulu, Saya akan antar Mama pulang,” titahnya berbisik, meminta Serayu masuk ke dalam kamar.

Serayu menurut, tapi belum genap langkahnya tiba-tiba suara Riani membelah keheningan.

“Ceraikan Serayu, Abra!”

***

Abra akhirnya memutuskan mengantar ibunya pulang, menyisakan ketegangan yang masih tertinggal.

Bohong kalau hati Serayu tidak terluka mendengar semua ucapan mertuanya, tapi ia menahan diri untuk tidak larut dalam kesedihan. Serayu tetap berusaha menghormati mertuanya.

Tidur di kamar terpisah, ia memilih kembali ke kamarnya—menumpahkan perhatiannya pada tumpukan buku dan catatan selama koas. Besok pagi ia harus sudah kembali ke rumah sakit. Jadwalnya padat, menjadi calon dokter hampir tak memberi ruang baginya untuk bernapas jika sudah beraktivitas.

Ia membaca berlembar-lembar halaman, menyoroti teks dengan stabilo, mencatat ulang poin penting, hingga kepalanya terasa berat. Di tengah kesibukannya, denting ponsel terdengar. Serayu refleks meraihnya, hanya pesan dari grup kampus. Senyum getir pun tersungging, disertai tanya yang bahkan enggan ia akui—apa yang sebenarnya ia tunggu? Apakah diam-diam ia berharap ada pesan untuknya dari Abra?

Tubuh dan pikirannya lelah, kepala Serayu tertunduk di meja hingga akhirnya tertidur.

Saat terbangun, ruangan kamar sudah temaram. Ia mengucek mata, lalu melirik jam di ponsel—pukul sepuluh malam. Ia refleks melangkah keluar kamar. Apartemen itu gelap, hanya cahaya lampu dari balik jendela yang masuk, menorehkan bayangan panjang di lantai.

“Mas Abra… belum pulangkah?” bisiknya sendiri, sepi menjawab.

Sunyi menemani Serayu saat ia menyantap makan malam seorang diri, jemarinya sibuk membalas riuh ramai pesan di grup kampus, tapi tidak mengusir sepi. Hingga detik berikutnya, layar ponsel menampilkan notifikasi baru—sebuah pesan dari Abra. Serayu terpaku menatap kalimat singkat yang suaminya tuliskan. Ruangan yang sunyi semakin terasa mencekam membuat matanya memanas.

[Saya tidak pulang malam ini.]

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(48)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
48 ratings · 48 reviews
Write a review
user avatar
~•°Putri Nurril°•~
makin seru cerita nya di tunggu update selanjutnya kak kalau bisa dobel yaaa
2025-11-05 21:30:50
1
user avatar
Milk Shaki
selalu jatuh cinta sama cerita² author satu ini, ceritanya gk bisa ditebak kemana arahnya. selalu bikin penasaran
2025-11-05 19:48:26
0
user avatar
Shafeeya Humairoh
kisah percintaan yang tak berbanding lurus dengan karier itu sesuatu bgt ya, apalagi abra untuk menduduki posisi pimpinan rumah sakit milik keluarga harus memenuhi syarat, harus ada istri serayu yang jadi istri kontraknya demi mencapai posisi itu harus menahan diri. bakal saling jatuh cintakah mrk?
2025-11-03 09:41:28
0
user avatar
Shafeeya Humairoh
karakter arogan bagi seorang dokter harus di tempatkan di tempat yg tepat, arogan ke pasangan keknya ngga perlu ya abra dengan karakternya yg atogan bikin pen nguleg kadang ya yuk ikutin kisah dokter arogan yg satu ini, seru, ngga ngebosanin
2025-11-02 10:33:50
0
user avatar
Ovy Mamanya Arum
akhirnya... yg di tunggu" netizen kelaksanan jg ya, si Abra terRayu" dech sekarang. makanya jangan sok"an bilang ga cinta
2025-11-01 09:51:50
0
default avatar
yesi rahmawati
Semakin kesini semakin gegret sama sikap Abra ke Serayu. Semena-mena banget dia sama Serayu, bikin kesal aja
2025-10-30 10:04:54
0
user avatar
~•°Putri Nurril°•~
makin hari makin seru cerita nya.. di tunggu update selanjutnya kak
2025-10-30 00:19:20
1
user avatar
AlbyMalik
𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚎𝚜𝚎𝚕 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚊.. 𝚔𝚊𝚕𝚘 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚎 𝚔𝚎𝚕𝚎𝚠𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚌𝚊𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚒𝚓𝚊𝚖𝚒𝚗... 𝚗𝚊𝚐𝚒𝚑... 𝚗𝚊𝚐𝚒𝚑... 𝚗𝚊𝚐𝚒𝚑𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚎𝚛𝟶𝚛 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚞𝚙𝚍𝚊𝚝𝚎...
2025-10-24 12:54:10
0
user avatar
~•°Putri Nurril°•~
makin hari makin seru cerita nya di tunggu updatenya selanjutnya kak...
2025-10-24 00:34:31
1
user avatar
SumberÃrta
𝚙𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚋𝚞𝚛𝚞𝟸 𝚕𝚒𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚔𝚝𝚎𝚛 𝚊𝚋𝚛𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚞𝚌𝚒𝚗-𝚋𝚞𝚌𝚒𝚗 𝚔𝚎 𝚂𝚎𝚛𝚊𝚢𝚞.... 𝚜𝚎𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛𝚊 𝚂𝚎𝚛𝚊𝚢𝚞 𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚓𝚞𝚊𝚕 𝚖𝚊𝚑𝚊𝚕...
2025-10-23 22:13:57
0
user avatar
~•°Putri Nurril°•~
di tunggu updatenya lagi kakk makin hati makin seru cerita nya
2025-10-22 03:22:32
1
user avatar
E❤️‍🩹A
Best banget author yg satu ini klu soal aduk mengaduk perasaan tiap baca ceritanya ,nggak pernh gagal eeyyy.........
2025-10-20 13:46:30
1
user avatar
wong jowo
ceritanya seru otor sukses mengaduk-aduk emosi pembaca dan bikin pembaca terus penasaran bab berikutnya pokoknya cerita ini wajib masuk pustaka kalian
2025-10-19 22:15:24
0
user avatar
Abracadabra
awas.... KAWASAN CANDU.... kalo udah baca tulisan dinis Selmara dijamin gagal move on dan bakalan kecanduan pengen baca terus... ............
2025-10-18 12:03:17
0
user avatar
Indri GN
ini novel bener-bener yaaa.. bikin pembaca naik tensi gegara sifat si Abracadabra. bener-bener sesuai judulnya sihh.. Dokter Arogan. astagaaa Serayuu.. nasibmu bener-bener mengsedih dapat suami kek diaa. Big Hug dari sini buat Serayuu
2025-10-17 23:43:31
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
78 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status