Gavin mengemudi dengan kecepatan gila, jantungnya berdegup kencang melawan ritme kepanikan. Hanya satu hal di benaknya, ia harus menyelamatkan Raina. Ia tahu, saat asisten rumah tangga menelepon, situasinya pasti sudah membahayakan. Begitu mobilnya berhenti mendadak di garasi rumah mewahnya, Gavin langsung berlari masuk. Rumah itu sepi, tetapi itu justru semakin menakutkan. Di ruang tamu, Bi Nah, asisten rumah tangganya, berdiri ketakutan, wajahnya pucat pasi. "Raina di mana, Bi? Bagaimana kondisinya!" tuntut Gavin, suaranya menggelegar dan tegas. Bi Nah menunjuk ke arah dapur, tubuhnya bergetar hebat. "Itu, Pak... dari tadi teriak-teriak gak mau saya deketin" suara Bi Nah terbata. "Hati-hati pak, ibu pegang piasu. " lanjutnya dengan wajah ngeri. Gavin bergegas ke dapur. Pemandangan itu langsung menghantamnya. Raina bersimpuh di balik meja bar dapur dengan wajah penuh air mata bercampur tetesan darah, meringkuk di lantai marmer yang dingin. Di tangannya, ia menggenggam erat seb
Huling Na-update : 2025-11-20 Magbasa pa