Rani tampak ingin keluar dari selimut, namun tangan Fabio yang hangat menahannya lembut di bahu. "Aku sudah mengunci pintu, jangan panik," katanya dengan suara rendah namun tenang. Rani menelan ludah, jantungnya berdegup cepat. Keringat dingin muncul di pelipisnya, bukan karena suhu kamar, melainkan karena rasa khawatir yang mendadak menyerang. Bagaimana jika ada yang masuk? Bagaimana ia bisa kabur dari situasi ini? Fabio mengambil jas tidur berbentuk kimono yang selalu ia pakai di rumah sakit. Ia berdiri, merapikan rambutnya yang agak berantakan, lalu berjalan ke arah pintu dengan langkah santai, seolah tak terjadi apa-apa. "Siapa?" tanyanya tenang, suaranya terdengar stabil. Ia membuka pintu sedikit, hanya selebar bahu. Sementara itu, dari dalam kamar penjaga pasien, Rani bergerak secepat mungkin. Ia mengenakan kembali bajunya dengan tangan gemetar, menegakkan tubuhnya dan menepuk-nepuk selimut agar tampak rapi. Tempat tidur itu kini terlihat bersih, tapi aroma tubuh me
Last Updated : 2025-11-13 Read more