Dania, gadis muda yang menjadi adik asuh Arsenio di panti asuhan itu, berdiri terpaku, matanya kini memancarkan kesedihan. Dua tahun lalu, dia pernah menyaksikan segalanya—sebuah luka yang terukir begitu dalam di ingatannya, yang tak pernah bisa dia hapus meski waktu terus berjalan. "Ini semua salah kamu!”Suaranya menggema di seluruh ruangan, memecah keheningan. Ia menangis keras, tapi di balik isaknya, kata-katanya menohok seperti pisau yang menusuk tanpa ampun.Alexa menatap gadis itu, matanya membulat lebar, mulutnya terbuka, tapi tak ada satu pun kata yang bisa keluar.“Apa yang kamu bilang…?” suaranya bergetar.Dania melangkah maju, wajahnya merah, air matanya bercampur amarah. “Kak Arsen baik-baik aja sebelum kamu datang lagi! Setelah kamu balik dari luar negeri, semuanya jadi berantakan! Dan sekarang...” ia menunjuk tubuh Arsenio yang terbaring tak berdaya di ranjang, "... dia kayak gini! Karena kamu!”“Dania, cukup!” seru Ny. Eli, suaranya bergetar menahan tangis. Namun ga
Last Updated : 2025-10-31 Read more