Langkah kaki terdengar dari lantai atas, dan Karina turun dengan gaun tidurnya."Kak, kamu sudah pulang? Biar aku hangatkan susu untukmu."Martin mengangguk, meski ada rasa jengkel samar yang mengusik hatinya.Karina membawa segelas susu. Gelasnya bersih, suhunya pas.Tapi saat ia meneguknya, Martin tahu ada sesuatu yang tidak beres.Saat itu juga, Indra keluar dari ruang kerjanya."Kalian belum tidur juga?" tanyanya dengan suara letih."Ayah masih mengurus soal transaksi senjata itu?" tanya Martin."Syarat mereka terlalu berat. Aku tidak bisa memikirkan strategi balasan yang bagus," gumam Indra sambil memijat pelipisnya.Karina berkata lembut, "Ayah terlalu memaksakan diri. Mungkin sebaiknya dibicarakan lagi besok."Indra mengangguk, tapi tiba-tiba sebuah suara muncul di benaknya, 'Ayah, mungkin kita bisa memanfaatkan jalur pengiriman. Kalau kita ambil risiko tambahan di transportasi, mereka bisa saja mau mengalah soal harga.'Itu suara Adriana.Dalam transaksi serupa dua tahun lalu,
Leer más