Petro baru pulang ke rumah keesokan paginya.Tubuhnya penuh bau alkohol, dan Yara yang mengantarnya pulang.Saat menyerahkan Petro padaku, Yara masih sempat menarik kerah bajunya, sengaja memperlihatkan bekas-bekas merah di leher, lalu berbisik di telingaku."Semalam mainnya agak gila sama Bang Petro, dia kebablasan minum. Tolong kamu yang jagain, ya."Dengan desahan manja, dia mengangkat bahunya, lalu melangkah pergi dengan suara hak tinggi yang nyaring.Langkahnya ringan, penuh kesombongan, jelas terlihat betapa puasnya dia.Yasmin menahan tatapan rumitnya. Dia memilih mengabaikan rasa ingin menuntut balas di matanya, lalu menutup pintu, menyeret tubuh Petro, dan menjatuhkannya ke atas ranjang.Sebenarnya Petro tidak sepenuhnya mabuk. Tapi ketika Yasmin melempar tubuhnya tanpa peduli, rasa sakit yang mendadak membuat otaknya blank, kepalanya berputar hebat, telinganya berdenging.Dia mengernyit tidak nyaman, bernapas terengah mencoba menenangkan tubuhnya.Belum sempat pulih, Yasmin k
続きを読む