Yasmin dan Petro telah melewati sebelas tahun bersama. Saat Yasmin mengira mereka akan menua bersama, Petro justru berselingkuh. Perselingkuhan itu berlangsung selama tiga tahun. Dengan seorang gadis yang wajahnya mirip 60% dengannya, lebih muda dan lebih segar. Saat Yasmin mengira tidak ada yang bisa lebih buruk dari itu. Anaknya, Haris, mengeluarkan surat pemutusan hubungan dan berkata bahwa Yasmin telah mengganggu kebahagiaan keluarga mereka. Jantungnya seperti dihancurkan tanpa ampun, Yasmin menandatangani kesepakatan cerai. Dia memutuskan untuk tidak lagi memiliki hubungan apa pun dengan ayah dan anak itu.
View MoreSaat Petro tahu, semuanya sudah terlambat untuk ditangani.Yara kembali menyebarkan sebuah video.Dalam video itu, dia dengan jelas mengatakan bahwa Petro demi mendapatkan kembali Yasmin, memaksanya menggugurkan anaknya.Lalu, dia juga merilis sebuah rekaman.Rekaman suara ibu Petro yang menyuruhnya pergi dengan tenang, sekaligus memberinya kartu bank.Sekali lagi, bukti perselingkuhan dan tindakannya memperlakukan orang lain dengan kejam membuat nama Petro melesat ke trending teratas.Dalam waktu singkat, mendominasi trending teratas.Petro memang mengeluarkan uang untuk menurunkan berita itu. Tapi, baru hilang sebentar, topik itu kembali naik. Sama sekali tak bisa dikendalikan.Berdiri di depan jendela kaca kantornya, Petro menghancurkan vas kedua dengan brutal, lalu kembali menelpon Yara.Panggilan kelima, tetap tidak ada jawaban.Sakit kepala karena marah, Petro segera memanggil sekretaris.Tatapannya penuh kebencian, giginya terkatup rapat. "Cari dia, secepat mungkin. Aku harus ke
Jeritan pilu menggema keras di tangga rumah sakit.Perawat panik mendorong Yara masuk ke ruang operasi. Kandungannya memang kembar dan sudah rapuh. Terjatuh dari delapan anak tangga membuat janin langsung gugur tanpa perlu tindakan.Saat dokter keluar, Petro hanya mendengar satu kalimat, "Anak itu sudah tiada."Wajahnya tetap datar tanpa emosi. Dia hanya mengangguk, lalu berbalik untuk pergi.Namun, ketika baru saja melangkah, dari dalam kamar terdengar lagi teriakan parau yang penuh kebencian."Yang membiayai aku itu kamu! Yang berkali-kali meninggalkan Yasmin demi datang ke aku juga kamu! Sekarang Yasmin jijik sama kamu, mau cerai, bukannya itu memang pantas kamu terima?""Kamu kira dengan membunuh anakku, mengusirku, Yasmin bakal balik ke pelukanmu? Aku kasih tahu, nggak mungkin! Kamu sudah kotor, dia sudah lama buang kamu!""Petro, orang sepertimu, Yasmin melihat sekali saja sudah jijik! Masih berani mimpi mau rujuk? Mimpi!"Koridor rumah sakit langsung hening. Petro berhenti di te
Suara Yasmin memang tidak keras, tapi cukup jelas terdengar oleh semua orang di sekitar.Begitu tahu bahwa dia bukan perebut suami orang, beberapa yang tadi paling ribut buru-buru melangkah pergi meninggalkan tempat itu.Kerumunan bubar, Yasmin pun tidak ingin berlama-lama.Utamanya, dia tidak ingin berlama-lama dengan Petro.Tatapan penuh perasaan di mata Petro dia anggap tidak ada. Di hadapannya, Yasmin melangkah mundur, lalu menutup gerbang panti.Untuk terakhir kalinya, dia menegaskan dengan sungguh-sungguh. "Petro, jangan datang lagi mencariku.""Kamu tahu, kalau aku sudah memutuskan sesuatu, aku nggak akan pernah berubah pikiran."Sekali memilih, Yasmin tidak akan menyesal.Petro selalu tahu itu.Tubuh Petro sempat goyah, matanya penuh penolakan dan duka.Dia ingin bicara lagi, tapi, Yasmin sudah menghilang dari pandangannya. Tak peduli seberapa keras Petro memanggil, Yasmin tetap tidak menoleh.Petro kembali ke mobil dengan jiwa kosong. Sebelum dia sempat menuntut Yara, perempua
Setelah menolak Petro, Yasmin kembali ke panti.Dia menghubungi calon orang tua angkat, mengawasi persediaan makanan, memperhatikan kondisi anak-anak, memastikan semua pekerjaan berjalan.Rutinitas yang sederhana tapi penting terus dia selesaikan setiap hari.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Dua hari kemudian, tiba-tiba terdengar keributan di depan gerbang panti.Yasmin sempat bingung, sampai rekannya, Felly, berlari panik masuk sambil menunjuk ke arah luar, napasnya terengah. "Kak Yasmin, ada orang cari kamu di depan.""Seorang perempuan hamil, sambil nangis katanya kamu sudah hancurkan keluarganya. Dia bahkan mau sujud di depanmu. Cepat lihat sendiri!"Perempuan hamil, tuduhan menghancurkan keluarga.Begitu mendengar itu, Yasmin langsung punya firasat.Dia mengangguk, membereskan dokumen, lalu melangkah cepat keluar.Bahkan sebelum Yasmin mendekat, orang itu sudah melihatnya dan menangis lebih keras. Sambil berlari ke arahnya, seakan hendak menubruk.Begitu jelas wajah Yara
Turun dari mobil, Yasmin meregangkan pergelangan tangannya yang membiru bekas cengkraman. Dia segera menarik lengan baju ke bawah untuk menutupi luka itu, agar tidak membuat calon orang tua angkat khawatir.Setelah meminta maaf dan memberi penjelasan singkat, mereka pun berpisah.Yasmin tidak menghiraukan mobil Petro yang masih terparkir di depan pintu. Dia melambaikan tangan pada taksi dan pulang langsung ke rumah.Malam itu, Petro sempat muncul di depan rumahnya, mengetuk dua kali, tapi buru-buru pergi sebelum Yasmin sempat membuka pintu.Saat Yasmin keluar, dia hanya menemukan hadiah, obat-obatan, dan seikat bunga di lantai. Di atas bunga ada sebuah kartu.Isinya tetap sama. Permintaan maaf, penyesalan, permohonan untuk dimaafkan, dan ajakan rujuk.Yasmin hanya melirik sekilas, lalu meletakkannya kembali di tempat semula. Tidak dia sentuh, tidak dia hiraukan. Pintu kembali tertutup, dia memilih istirahat.Tidur semalam penuh membuat tubuhnya pulih. Setelah sarapan sederhana, Yasmin
Restoran.Calon orang tua angkat itu seorang pria muda.Karena istrinya tidak bisa hamil, mereka memutuskan untuk mengadopsi anak. Setelah menyiapkan segalanya, sang istri justru jatuh sakit mendadak sehingga tidak bisa hadir.Untuk mengurangi rasa kecewa, pria itu menelpon istrinya lewat video, memberi kabar bahwa semua berjalan lancar dan meminta dia tidak khawatir. Besok mereka sudah bisa membawa anak itu pulang.Sebagai ayah baru, dia agak gugup, lalu meminta Yasmin banyak membimbingnya.Yasmin selalu sabar menghadapi orang tua angkat yang tulus. Dia menjelaskan banyak hal, semua detail dan teori, apa pun yang dia tahu, semuanya dia bagikan tanpa ragu.Tanpa terasa, dua jam sudah berlalu.Melihat anak kecil itu terus menguap, Yasmin baru sadar waktu sudah sangat larut.Saat hendak pamit, tiba-tiba lengannya ditarik kuat membuatnya terhempas keluar.Begitu menoleh, dia melihat wajah Petro yang muram dengan mata merah."Petro, kamu ngapain?"Yasmin langsung kesal, reaksi pertamanya a
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments