Elara kembali ke Paviliun Teratai Merah jauh melewati tengah malam, menyelinap masuk melalui pintu belakang yang dijaga ketat oleh anak buah Kael. Jubah lusuhnya kini berbau asap kedai minum dan jalanan, tetapi matanya berkilat dengan campuran antara kelelahan, ketakutan, dan kemenangan yang nyata. Dia berhasil. Dia masuk ke sarang musuh dan kembali dengan membawa intelijen.Aku menunggunya di ruang kerjaku, ditemani secangkir teh herbal yang sudah dingin. Rasa sakit di kakiku sudah lenyap, tetapi ketegangan menunggu kabar dari Elara membuat otot-ototku kaku."Yang Mulia," bisik Elara saat dia masuk, segera menutup pintu di belakangnya. Dia langsung berlutut, bukan karena protokol, melainkan karena kelegaan yang luar biasa telah kembali dengan selamat."Berdiri, Elara," kataku pelan. "Kau bukan lagi pelayan yang berlutut. Kau adalah Kepala Stafku. Laporkan."Elara berdiri, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. "Saya... saya berhasil, Yang Mulia. Saya menemukan Silas. Di
Última atualização : 2025-10-29 Ler mais