Aku menatap kantong beludru hitam itu. Di sebelahnya, Valerius masih terbatuk dalam kebisuan, mencengkeram lehernya.Kael berlutut, tangannya yang bersarung tangan terulur untuk mengambil kantong itu."Jangan sentuh!" perintahku, suaraku menggema di sel yang lembap.Kael membeku. Elara, yang baru saja tiba di belakang kami dengan napas terengah-engah, menutup mulutnya ngeri melihat para penjaga yang tertidur."Kael," kataku, mataku tidak pernah meninggalkan kantong itu, "Bawa kotak spesimen dari lab-ku. Pinset perak. Dan panggil Dokter Istana. Katakan padanya aku menemukan wabah sihir di bawah paviliunku.""Dokter Istana?" tanya Kael, bingung. "Yang Mulia, ini sihir. Dia tidak bisa...""Dia tidak di sini untuk menyembuhkan," potongku. "Dia di sini untuk mencatat. Aku ingin laporan resmi, ditandatangani oleh otoritas medis tertinggi di kekaisaran, yang menyatakan bahwa Valerius telah dibungkam secara magis. Aku ingin kesaksiannya tentang kondisi penjaga yang tertidur lelap itu. Aku ing
Última atualização : 2025-11-01 Ler mais