Isla tahu ada yang salah dengan Kilan. Semenjak kembali dari perjalanan bisnis di Beijing, lelaki itu lebih tempramen. Setiap hal kecil bisa memicu amarahnya, bahkan kini rasa cemburu lelaki itu menjadi lebih jelas, tidak lagi tersembunyi di balik senyum arogan atau tatapan menantang.Lelaki itu secara terang-terangan mencari kesempatan untuk menyentuh Isla, tangannya menyapu dekat bahunya saat ia melewati meja, matanya menatapnya dengan intensitas yang membuat udara di sekitarnya terasa panas.Di ruang kerja yang sepi itu, hanya mereka berdua, Kilan bergerak lebih dekat. Napasnya berat, dada berdebar, aura kekuasaan dan dominasi yang selalu melekat padanya kini bercampur dengan rasa ingin memiliki yang sulit ditahan.“Kilan” suara Isla datar, tapi tajam, menolak dengan jelas. Ada ketegangan di suaranya yang membuat Kilan tersentak sebentar, tapi tidak cukup untuk menghentikannya.“Apa?” jawab Kilan, alisnya mengerut, nada suaranya
Last Updated : 2025-11-05 Read more