Malam itu datang tanpa salam, seperti luka lama yang tiba-tiba terbuka kembali.Langit menggulung awan hitamnya, menelan bintang-bintang yang sempat berkilau sore tadi.Dan di tengah sunyi yang terlalu panjang itu, Aira terbangun — bukan karena suara hujan, tapi karena suara lain.Suara langkah di koridor rumah tua itu.Pelan, tapi nyata.Ia menegakkan tubuh, menatap ke arah pintu kamarnya yang sedikit terbuka.Di balik celahnya, bayangan bergerak perlahan — seperti seseorang yang mencari sesuatu dalam kegelapan.Aira tahu siapa yang ia harapkan. Tapi hatinya belum berani mengaku.“Rendra…” bisiknya, lembut, setengah takut, setengah rindu.Tidak ada jawaban, tapi udara tiba-tiba bergetar.Cahaya lilin di meja kerja bergoyang, seolah ada seseorang yang berjalan di sekitarnya.Aira bangkit, langkahnya kecil tapi tegas, mengikuti suara itu sampai ke ruang tengah.Di sana, di bawah potret lama mereka berdua yang kini buram oleh waktu, ia m
Terakhir Diperbarui : 2025-11-02 Baca selengkapnya