“Kevin,” ucap Noah datar. “Jangan lama-lama memeluk calon istriku.”Kevin langsung lepas pelukan, wajahnya merah padam. “P-Prof! Bukan begitu! Kami cuma—”“Noah!” Zelda memprotes, suaranya serak tapi penuh malu, pipinya memanas lagi hingga ke telinga. “Kau jangan begitu di depan orang!”Noah melangkah masuk dengan santai, tapi mata gelapnya tetap menyala lembut saat menatap Zelda. Ia menepuk pundak Kevin pelan—gerakan ramah, tapi jelas ada ‘peringatan’ halus di sana.“Racikan baru tadi … aku tertarik untuk mencobanya,” katanya pada Kevin, senyum tipis mengembang di bibirnya.Kevin tersenyum lebar, lega karena topik berganti. “Kapan-kapan mampirlah ke kedai saya, Prof. Saya traktir. Mungkin Anda akan tertarik—Irish Coffee with Citrus. Kuat, tapi lembut di akhir.”Noah mengangguk, tatapannya sebentar kembali ke Zelda—penuh janji. “Deal.”Kevin melirik Zelda sekilas—senyum penuh dukungan—lalu pamit dengan cepat, seolah takut Noah ‘dehem’ lagi.Begitu pintu tertutup, Noah langsung mendek
Last Updated : 2025-12-25 Read more