Benar, kan, Nina?”Wanita itu menyunggingkan smirk tipis saat mengatakannya. Sambil bersedekap dada, ditatapnya Nina dengan tatapan mengejek.“Icha! Apa yang kau katakan? Jangan asal bicara!” peringat Sari hingga ia berdiri dari duduknya. Posisi mejanya berada di sebelah meja Nina.Wanita bernama Icha itu mengarah pandangan pada Sari dan mengatakan, “Siapa yang asal bicara? Kalau tidak percaya, tanya saja pada temanmu ini. Benar, kan, Nin? Sebaiknya, mengaku saja. Toh, lama-lama juga akan ketahuan. Sebentar lagi perutmu itu akan membesar.”Nina menatap Icha dengan wajah pucat. Bagaimana bisa Icha tahu? batinnya.“Nah, lihat, kan. Nina tak bisa menjawab, dia pasti terkejut dari mana aku mengetahuinya.”Sari menatap Nina dan Icha bergantian. Ia tidak mau percaya, tapi kenapa Nina hanya diam?“Hah … kau itu benar-benar licik, ya, Nin. Ash itu pria baik-baik, kalau kau sampai hamil, kau pasti yang menggodanya, kan? Ah, atau, jangan bilang kau sengaja memberikan sesuatu pada Ash agar dia m
Last Updated : 2025-11-14 Read more