Tatapan Langit begitu tajam. Menghunus hingga ke saraf-saraf motorik Arumi. Meski datar, tapi sorot mata pria itu mampu membuat detak jantungnya naik dua kali lipat dari normalnya. “Apa kamu baik-baik saja?” tanya Langit penuh selidik. Diam. Hanya itu respon yang bisa Arumi berikan saat ini. Yah, setidaknya sampai dirinya sanggup untuk memberitahu suaminya, tentang rencana sang Mama yang ingin bertemu dengan mantan calon suaminya itu. “Sebenarnya … ada, Om. Tapi … kita ngomong di rumah aja ya? Balik yuk, Arumi udah gerah, pingin cepat-cepat mandi.” Arumi memasang raut wajah memelas seraya memeluk lengan Langit. “Ya sudah, tapi kamu janji ya sama saya. Sampai di rumah, kamu harus cerita sama saya,” pesan Langit. “Iya, Om. Janji.” Langit manggut-manggut. Setelah itu, mereka pun melaju meninggal area kampus yang mulai tampak lengang itu. Sepanjang jalan, semuanya terlihat normal. Langit terus fokus dengan kemudinya, sementara Arumi sibuk dengan ponselnya. Namun dalam k
Last Updated : 2025-11-13 Read more