Li Zi menatap Feng Cao dengan pandangan datar, tapi di dalam hatinya, rasa muak sudah mencapai puncak. Pemuda itu terlalu berani, bahkan bodoh karena melanggar aturan akademi tanpa berpikir panjang. “Orang sepertimu…” gumam Li Zi lirih, “tak tahu kapan harus berhenti.” Feng Cao menyeringai angkuh, langkahnya berat dan penuh keyakinan. “Huh! Kau pikir kau bisa kabur dariku setelah mempermalukanku di depan orang-orangku? Hari ini kau akan menyesal karena berani menantangku, dasar sampah buangan!” Ia melesat dengan gerakan cepat, tinjunya berkilat, mengandung aliran Qi yang meliuk seperti ular. Satu pukulan seperti itu sudah cukup untuk membuat tulang seseorang retak. Namun, alih-alih melawan, Li Zi justru mundur beberapa langkah. Tubuhnya bergerak ringan, seperti daun jatuh yang ditiup angin. Dalam sekejap, ia memutar arah dan berlari menuju sisi barat akademi—arah ke Paviliun Angsa, perpustakaan Akademi Shutian. Para murid yang melihat adegan itu dari kejauhan hanya bisa melongo.
Last Updated : 2025-11-07 Read more