Li Zi menerima kitab tebal berbalut kulit hitam yang disodorkan Tetua Chen Hong. Helaan napas pelan keluar dari bibirnya begitu ia membaca tulisan di sampul depan. Huruf-huruf kuno yang tergores di sana seolah hidup, tua dan berat.“Langit dan Bumi,” gumam Li Zi lirih.Tulisan itu menggunakan aksara zaman kegelapan. Namun, begitu pandangannya menelusuri baris demi baris, matanya memancarkan cahaya tipis. Simbol-simbol rumit yang bagi orang lain hanyalah goresan tak bermakna, baginya bagaikan melodi yang bisa ia dengar dan pahami.Chen Hong memperhatikannya dengan pandangan ragu, kedua tangannya disilangkan di dada. “Kitab itu bukan tumpukan kertas biasa,” katanya tenang namun tajam. “Kalau kau mencoba menipu, bahkan sedikit saja, aku akan tahu.”Li Zi tersenyum tipis. “Saya tidak berani, Tetua.”Ia menurunkan kitab itu ke atas meja di tengah ruangan, lalu mengambil pena dan selembar kertas putih. Di sekitar mereka, suasana menjadi hening. Bahkan Xian Yue menahan napasnya, menatap dala
Last Updated : 2025-11-13 Read more