All Chapters of Aku Hilang, Dia Mencariku Kemana-mana: Chapter 11 - Chapter 20

Sudut pandang Elian.Dua tahun kemudian, sebuah kota pesisir kecil di Origo."Elena, kamu sungguh ajaib," kata klien itu, mengagumi lukisan yang baru dipulihkan."Terima kasih." Aku tersenyum sambil merapikan peralatan. "Jangan letakkan di bawah sinar matahari langsung."Setelah klien pergi, aku menatap diriku di cermin.Rambut pendek rapi. Wajah bersih tanpa riasan, kemeja putih sederhana.Tidak ada yang akan mengenaliku sebagai Elian Vanka, wanita yang meninggal dalam kecelakaan pesawat dua tahun lalu.Sekarang, aku adalah Elena Kumala, pemilik studio desain kecil.Anton menggunakan koneksi Keluarga Toro untuk menciptakan identitas baruku yang sempurna.Elian Vanka telah mati dan terkubur bersama masa lalunya yang kelam.Namun, ada luka yang terukir sampai ke tulang.Seperti mimpi buruk yang membangunkanku setiap malam. Moncong pistol yang dingin, tatapan dingin Denis, sensasi borgol logam di pergelangan tanganku.Semua terasa seperti rasa takut fisik saat pria mendekat.Jika seorang

Sudut pandang Elian.Setelah pertemuan komunitas itu, keadaan di kota mulai berubah.Ucapan Julian seperti batu yang dijatuhkan ke danau tenang, menciptakan riak-riak.Tatapan aneh memang tidak hilang sepenuhnya, tapi permusuhan terbuka menghilang.Aku tahu ini hanya sementara.Selama foto-foto itu masih ada, aku akan selalu menjadi "wanita tercemar".Titik balik datang tiga hari kemudian.Sebuah postingan baru disematkan di bagian atas forum. Sebuah permintaan maaf publik dari Bella Rosana.[PERMINTAAN MAAF PUBLIK KEPADA NONA ELENA KUMALA DAN WARGA KOTA PANTAI ORIGO][Aku, Bella Rosana, bertindak atas kebencian pribadi terhadap Nona Elena Kumala (dulu Elian Vanka). Aku secara jahat mengumpulkan dan menyebarkan foto pribadi serta rumor palsunya. Tindakan ini telah merusak reputasinya dan mengganggu ketenangan komunitas kalian. Aku sangat menyesal dan secara resmi meminta maaf. Aku berjanji akan bertanggung jawab secara hukum sepenuhnya... ]Aku membaca surat itu berulang kali, pikirank

Sudut pandang Elian.Tanggal 15 Februari, ulang tahunku yang ke-28 tahun.Aku tidak pernah ingin merayakannya.Bagiku, ulang tahun hanyalah pengingat menyakitkan.Pengingat tentang bagaimana aku diabaikan, menjadi hiasan tidak berarti selama tahun-tahun bersamanya Denis.Namun, ketika aku pulang hari itu dan membuka pintu, seluruh ruang tamu menyala terang.Julian telah mengubah ruang tamuku menjadi galaksi. Ribuan lampu bintang kecil berkilauan dari langit-langit dan jendela. Sebuah semesta hanya untukku.Udara terasa manis, beraroma krim dan cokelat.Dia keluar dari dapur sambil membawa kue buatan tangan yang bentuknya agak miring.Ada noda tepung di pipinya. "Selamat ulang tahun, Elena," katanya dengan suara gugup.Aku menatap lautan bintang pada ahli bedah brilian ini yang salah tingkah memberiku kejutan, air mata mengalir di wajahku.Semua rasa sakit, ketakutan, dan kesepian dua tahun terakhir mencair dalam lautan cahaya hangat yang dia ciptakan untukku.Aku memeluknya erat sambil

Sudut pandang Denis.Aku telah menghabiskan dua tahun merajut jaring besar untuk menjebak Keluarga Rosana di dalamnya.Aku memutus semua kesepakatan mereka, mendanai musuh-musuh mereka dan membiarkan mereka mati perlahan dalam penderitaan.Aku pikir semua itu kulakukan demi harga diriku, demi nama Keluarga Sanggu.Sampai Luki meletakkan laporan penyelidikan berdebu berusia dua tahun di depanku."Pak Denis, menurut temuan terbaru kami... kebocoran foto di upacara hotel dan permainan Rolet Rusia... semuanya bukan kebetulan."Aku menatap ke atas, kebingungan sekilas muncul di mataku.Luki menelan ludah dengan susah payah, suaranya tegang. "Semuanya ulah Bella, Pak Denis. Dia menyuap kru teknis untuk mempermalukan Nona Elian di depan umum. Dia bersekongkol sama Mario untuk mengatur permainan itu, dia mempermainkanmu. Kamu adalah senjata yang dia gunakan untuk menyiksa dan mungkin membunuh... Elian."PRANG.Gelas wiski di tanganku pecah.Pecahan kaca menusuk telapak tanganku. Darah bercampu

Sudut pandang Denis.Sebuah kota pesisir di Origo.Selama tiga hari, aku menjadi hantu dalam kehidupan baru Elian. Pengintai dari bayangan, kelaparan hanya untuk sekilas melihatnya.Aku melihatnya. Rambutnya kini pendek dan rapi. Dia mengenakan kemeja putih sederhana.Sinar matahari sore menyelimuti wajahnya yang fokus, membingkainya dengan cahaya keemasan.Dia bukan lagi gadis yang selalu tegang di sisiku, dia bersinar.Aku melihat seorang pria baik datang menjemputnya setiap sore.Pria itu akan mengambil tas peralatannya, lalu menggenggam tangannya.Dia akan mengaitkan jarinya dengan jari pria itu, begitu alami.Aku melihat mereka berbelanja di supermarket, bercanda sambil berdebat tentang merek susu.Setiap senyum yang Elian tunjukkan pada pria itu seperti pisau panas yang menusuk perutku.Kecemburuan adalah sulur beracun, mencekik hatiku hingga aku nyaris tidak bisa bernapas.Namun di saat yang sama, rasa kepuasan yang menyakitkan membanjiriku.Elian baik-baik saja, bahagia dan hid