Pagi itu, udara di rumah keluarga Tan terasa lembap, menyisakan aroma tanah basah dari hujan semalam. Adrian berdiri di tepi taman belakang, menatap tanah yang masih menghitam akibat hujan. Di tangannya, sekop dan sarung tangan. Raina berdiri di sampingnya, menatap tanah dengan mata waspada, tangan mengepal erat di samping boneka kecil yang selama ini menjadi medium roh anak.Bu Evelyn dan Hendra Tan tiba bersamaan, membawa peralatan tambahan, sekop, kantong plastik untuk sampel, dan kain penutup. Wajah mereka serius, menahan perasaan yang campur aduk antara takut dan cemas. Mereka semua sadar, hari ini mungkin akan mengubah banyak hal.Adrian menarik napas panjang, menatap mereka satu per satu.“Kita harus tenang. Ingat pesan Ustadz Danur, jiwa anak ini tidak jahat. Mereka ingin ditemukan, bukan ditakuti. Kita hanya perlu mengikuti jejak mereka dengan niat tulus.”Hendra mengangguk,
Last Updated : 2025-11-22 Read more