Evan terdiam, lalu membentak sambil mencengkeram kerah baju asistennya, “Apa katamu?!”Asistennya tergagap ketakutan,“Pak Evan, nyonya… nyonya menghilang di puncak gunung! Terakhir kali ada yang melihatnya, dia ada di tepi tebing. Tim penyelamat menemukan jam tangan nyonya di dekat tebing….”“Nggak mungkin! Kok dia bisa bunuh diri?!”Evan memotong asistennya, suaranya terdengar sangat serak.“Dia mendaki sendirian? Kok nggak ada yang memberitahuku?!”Asisten itu tergagap dan menjawab dengan gemetar, “Pak Evan, aku sudah meneleponmu tadi malam, tapi ponselmu mati terus….”Evan buru-buru mengeluarkan ponselnya.Layarnya gelap, tidak menyala meski ditekan berulang kali.Dia menoleh ke arah Meisy, tatapannya tajam seperti sebilah pisau, “Kamu yang mematikan ponselku?”Meisy terkejut dengan tatapannya dan segera membela diri, “Evan, mana mungkin aku mematikan ponselmu? Mungkin kamu nggak sengaja menyentuhnya atau baterainya habis, lalu mati otomatis. Jangan salahkan aku!”Dia berpura-pura
Read more