Semua Bab Setelah Berpisah, Bunga Persik Tetap Mekar: Bab 11 - Bab 20

Alisha berteriak panik, “Matikan! Matikan!”Saat itu juga, adegan perundungan mulai diputar lagi di layar.Kali ini, Alisha lebih muda, dan gadis yang dirundung itu adalah orang lain, mengenakan seragam SMA.Adegan-adegan perundungan bermunculan satu per satu di layar, beberapa video diputar secara bersamaan. Selain jeritan panik Alisha, terdengar pula berbagai jeritan kesakitan lainnya.Alisha bergegas menuju panel kontrol seperti orang gila, tetapi seorang pria paruh baya yang awalnya bertindak sebagai petugas keamanan bergegas keluar untuk menghalanginya, menamparnya hingga jatuh.“Kamu, kamulah yang memaksa putriku bunuh diri melompat dari gedung, menyebabkan kehancuran keluarga kami, dan bahkan memaksa kami pergi.”Orang-orang yang pada awalnya menjadi staf dan menjalankan tugas masing-masing juga bergegas keluar, mengidentifikasi kejahatannya, dan memukulinya.Masing-masing dari mereka adalah korban atau anggota keluarga korban, Alisha menyebabkan lebih dari satu orang bunuh diri

Rehan dan Revan hampir tak percaya dengan apa yang mereka dengar. “Dokter Lintas Batas?”Jantung Revan berdebar kencang, dia tak kuasa menahan kepanikannya. “Itu terlalu berbahaya! Apa dia sudah gila?”Mata Rehan juga memerah karena cemas. Dia melirik kepala departemen yang acuh tak acuh, lalu berbalik pergi.Sambil berjalan, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi asistennya. “Periksa penerbangan Naomi. Aku perlu segera tahu di mana dia sekarang!”Tepat setelah dia selesai menutup telepon, dia menerima telepon dari rumah yang mengatakan, “Rehan, kamu dan Revan, cepat, segera, pulang!”...Keluarga Kurniawan.Orang tua mereka dan kakak tertua Keluarga Kurniawan, Raka Kurniawan, duduk di sofa menatap Rehan dan Revan, suasananya sangat tegang. Ayah mereka, Agung Kurniawan menggebrak meja dengan keras dan berkata, “Kalian berdua sungguh melakukan hal luar biasa, harga saham Kurniawan Group hampir anjlok gara-gara kebodohan kalian!”“Apa kalian lupa didikan Keluarga Kurniawan? Siapa

Saat keduanya bangun, mereka berada di rumah sakit.Saat Rehan membuka matanya, dia melihat mata Alisha yang merah dan bengkak karena menangis.Wajahnya langsung muram. “Kenapa kamu di sini?”Alisha menggigit bibirnya, air mata mengalir di wajahnya. “Rehan, apa maksud permintaan maafmu itu? Bukankah kamu bilang kamu selalu mencintaiku?”Rehan menatapnya tajam dan mencibir, “Alisha, orang yang kucintai itu palsu, kamu hanya berpura-pura, ‘kan?”“Terus kenapa?” Alisha meraih tangannya. “Kalau kamu mau, aku bisa tetap seperti itu selamanya.”“Rehan, aku benar-benar tahu aku salah. Aku tidak akan melakukan hal-hal itu lagi. Mereka yang merundungku duluan. Aku tidak berbohong padamu. Itu semua salah mereka. Aku…”“Cukup!” Rehan mendorongnya dengan paksa. “Alisha, kamu masih belum menyadari kesalahanmu. Kamu sama sekali tidak merasa bersalah.”Dia menatap Alisha dengan serius dan berkata, “Kita tumbuh bersama sejak kecil. Aku tidak tahu kapan kamu menjadi seperti ini, atau lebih tepatnya, ka

“Apa katamu?!”Suara Rehan tiba-tiba meninggi tajam. Pandangannya menggelap, dia menyeimbangkan tubuhnya yang goyah dengan mencengkeram kusen pintu.Revan tiba-tiba berdiri, menggulingkan kursi meja rias, jantungnya hampir berhenti saat itu juga.Asisten itu dengan cepat menjelaskan, “Kami menyelidiki dan menemukan bahwa Nona Naomi saat ini berada di Abdan Area. Namun, baru saja ada laporan bahwa sekelompok Dokter Lintas Batas, termasuk dua gadis dari negara kita, dibunuh secara keji saat memasuki zona perang.”“Identitasnya belum sepenuhnya dikonfirmasi, tetapi semua karakteristik sangat sesuai dengan deskripsi.”“Tidak mungkin!”Kuku Rehan menancap kuat di kusen pintu, kata-katanya hampir tercekat di sela-sela giginya. “Dia akan baik-baik saja. Aku akan mencarinya sekarang juga!”Revan sedikit terhuyung, tetapi dengan cepat menyusul Rehan dan berlari turun.Rehan menyimpan ponselnya dan turun, menaiki mobil yang dikendarai Revan.Revan mengemudi dengan sangat kencang, urat-urat di pu

Pria yang menyelamatkan Naomi adalah orang yang sama yang mengendarai Land Rover membawanya menemui neneknya untuk terakhir kalinya.Meskipun hujan deras dan juga malam hari.Namun, saat itu, dia tetap menurunkan jendela mobil dan menanyakan kondisi Naomi.Sebagai rasa terima kasih, Naomi mengingat wajahnya yang tegas dan meninggalkan semua uang tunai di tasnya di dalam mobil sebelum pergi.“Hai, namaku Zidan.”“Hai, namaku Naomi. Terima kasih telah menyelamatkanku. Kita pernah bertemu sebelumnya di dalam negeri, kamu pernah membawaku ke rumah sakit, apa kamu ingat?”Zidan tersenyum dan berkata, “Aku ingat. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi.”Zidan teringat gadis itu. Saat itu dia sedang berlibur dan kebetulan melihat seseorang di pinggir jalan yang tengah cemas mencoba menghentikan sebuah mobil.Gadis itu tampak begitu acak-acakan dan amat cemas, seperti hampir pingsan.Jadi Zidan membawanya ke rumah sakit, tetapi kemudian dia mengetahui bahwa gadis itu telah meninggalkan