Dia mengenakan gaun putih. Dengan mata memerah, dia berlutut di depan Tristan. Wajahnya penuh permohonan."Pak Tristan, aku benar-benar nggak bisa hidup lagi! Setelah dipecat, aku ingin cari kerja, tapi semua perusahaan menolakku. Ibuku mengalami kecelakaan, butuh uang segera. Bahkan dokter pun nggak bisa kami panggil!""Aku mohon, tolong selamatkan aku! Aku benar-benar nggak bersalah!" Rayna berkata sambil sesekali menatapku dengan mata ketakutan, seolah-olah semua penderitaannya adalah salahku.Tristan pun terbawa arus. Dengan penuh rasa iba, dia membantu Rayna berdiri, lalu memandangku dengan jijik. "Wilda, aku bilang semuanya hanya salah paham! Kalau kamu marah, tujukan ke aku. Apa menyeret orang yang nggak bersalah itu menyenangkan? Hidup Rayna sudah cukup sulit. Apa kamu mau memaksanya sampai mati?"Reisha yang merasa tidak tega pun memegang saputangan, lalu menghapus air mata Rayna tanpa sekali pun memandangku.Aku melihat jam, lalu berkata dengan tidak sabar, "Mau cerai atau ng
Read more