Celine mempercepat langkahnya, dia hanya ingin segera kembali ke apartemen kecilnya dan mengunci pintu rapat-rapat untuk menjauh dari pria yang terus membuntutinya itu.“Celine! Dengarkan aku, cukup lima menit saja. Nggak, tiga menit saja.” Suara Wiliam terdengar terengah-engah, dengan sedikit nada permohonan yang samar.“Aku tahu diriku bajingan, nggak pantas disebut manusia. Kamu boleh menyuruhku melakukan apa saja, asalkan amarahmu mereda.” Celine mendadak menghentikan langkahnya, berbalik dan menunjukkan raut wajah yang sangat muak, “Wiliam, apa maumu?! Ini Londu, bukan tempat di mana kamu bisa bertindak sesuka hati. Jangan ikuti aku lagi.”“Aku hanya mau mengantarmu sampai depan apartemen, memastikan kamu naik dengan aman.” Wiliam mencoba mendekat. Air hujan mengalir di pipinya yang kuyu, membuatnya tampak agak menyedihkan.“Nggak perlu,” ujar Celine memotongnya dengan tegas. Dia menekan bel pintu apartemen, lalu berbicara cepat melalui interkom dengan bahasa asing, “Pak satpam,
Read more