Kepalaku pusing. Aku menabrak dada yang kekar dan panas. Aku tidak mencium bau keringat Stefan, melainkan aura yang lebih dominan. Orang yang menangkapku adalah Damian.Aku bahkan tidak perlu membuka mataku. Ingatanku sudah memberiku jawaban.Pengaruh alkohol membuatku tidak bisa berpikir jernih. Wajahku menempel pada kemeja Damian. Biarpun dihalangi kemeja, aku tetap bisa merasakan detak jantungnya yang kuat. Dug, dug, dug .... Suara detak jantungnya membuat hatiku bergejolak.Seruan teman-teman Stefan terdengar dari kejauhan. Aku tidak bisa mendengar suara mereka dengan jelas."Astaga! Kakak Ipar baik-baik saja, 'kan?""Kak Stefan, pacarmu mabuk!"Aku mendengar suara Stefan yang cemas. "Ravenna, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Stefan mengulurkan tangannya untuk menarikku dari pelukan Damian, tetapi lengan Damian tidak bergerak sedikit pun. Damian berkomentar, "Kamu sudah limbung, tapi masih memaksakan diri."Jantungku berdebar dan wajahku merah padam. Stefan berujar dengan canggung, "Teri
Read more