Short
Hati Terbagi Dua, Pacarku Atau Sahabatnya?

Hati Terbagi Dua, Pacarku Atau Sahabatnya?

By:  OrenjiCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9Chapters
0views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pacarku yang berbaring di tempat tidur sudah terlelap. Hanya terdengar suara dengkurannya. Teman pacarku di samping malah makin mendekat. Aku merasakan napasnya yang panas. Dia berkata, "Kakak Ipar, Kak Stefan sudah tidur. Bagaimana ini ...." Rasa malu bercampur dengan antusiasme yang terpendam membuat tenggorokanku kering. Aku berucap, "Cukup .... Um ... jangan begini. Dia sudah mau bangun." Setelah melontarkan kata-kata itu, aku merasakan tangannya meremas bokongku dengan tenaga yang pas.

View More

Chapter 1

Bab 1

Pacarku yang berbaring di tempat tidur sudah terlelap. Hanya terdengar suara dengkurannya.

Teman pacarku di samping malah makin mendekat. Aku merasakan napasnya yang panas. Dia berkata, "Kakak Ipar, Kak Stefan sudah tidur. Bagaimana ini ...."

Rasa malu bercampur dengan antusiasme yang terpendam membuat tenggorokanku kering. Aku berucap, "Cukup .... Um ... jangan begini. Dia sudah mau bangun."

Setelah melontarkan kata-kata itu, aku merasakan tangannya meremas bokongku dengan tenaga yang pas.

....

Namaku Ravenna Savero. Sejak kecil, aku sangat patuh. Namun, tidak ada yang tahu aku sangat mendambakan sentuhan pria.

Aku memang primadona kelas yang mempunyai bodi seksi. Hanya saja, aku baru pacaran saat hampir lulus kuliah karena orang tuaku mengawasiku dengan ketat.

Suasana malam yang tenang benar-benar pas. Stefan Karim membawaku pulang ke rumah sewa. Dia berencana memberiku pengalaman pertama yang tak terlupakan.

Aku berpura-pura malu. Sebenarnya aku sudah tidak sabar.

Klik! Pintu di belakangku dikunci. Aku ditahan Stefan di pintu dengan kuat.

Stefan menciumku dengan buru-buru. Ciumannya yang panas membuat pikiranku kosong.

Tanganku yang menempel di pintu terkulai. Kulitku bersentuhan dengan tubuhnya yang panas. Aku bisa merasakan hasrat tersulut dari bagian bawah tubuh kami yang menempel dengan erat, lalu perlahan naik sehingga membakar akal sehatku.

Sentuhan yang canggung dan terburu-buru membuat tubuhku gemetaran. Suara desahan pendek keluar dari mulutku.

Mulutku langsung ditutup dengan telapak tangan Stefan yang hangat. Dia menempelkan bibirnya di telingaku. Napasnya membuat telingaku geli.

Stefan berujar, "Sut. Sayang, suaramu jangan terlalu keras. Teman serumahku bisa pulang kapan saja. Gawat kalau dia mendengar suaramu."

Wajahku memerah. Kaki dan tanganku menegang.

Akan tetapi, hasratku makin bergelora karena ucapan Stefan. Sensasi yang kuat dan rasa malu membuatku hampir kehilangan kendali.

Telapak tangan Stefan yang panas menempel di pinggangku yang ditutupi sweter tipis. Stefan sudah menemukan ritsleting rok sepanku. Sret! Ritsleting terbuka dan tangan Stefan masuk melalui celah yang terbuka.

Plak! Stefan mengait pinggiran celana dalamku, lalu melepaskannya. Karet yang elastis mengenai bagian yang sensitif. Rangsangan itu membuat kakiku lemas.

Angin sejuk yang masuk dari celah jendela berembus di bagian belakang pinggangku yang tidak tertutupi pakaian. Tubuhku gemetaran.

Akhirnya aku tersadar dengan akal sehatku yang tersisa. Aku bertanya, "Kamu sudah beli ... itu?"

Gerakan Stefan terhenti. Dia mencium pipiku dan menyahut, "Aku sudah menyiapkannya."

Stefan mengulurkan salah satu tangannya untuk merogoh saku jaketnya. Tiba-tiba, dia tertegun. Stefan bergumam, "Sialan, hilang."

Hasratku yang bergelora langsung padam. Aku mendorong Stefan, lalu berkata dengan dingin, "Kalau begitu, cepat beli."

Stefan tidak pergi, malah memelukku lebih erat. Dia membenamkan wajahnya di leherku dan terus menggeseknya. Tangannya juga menggerayangi tubuhku. Hasrat yang sudah padam tadi kembali bergelora setelah dirangsang Stefan.

Akhirnya, Stefan melepaskanku dan berucap, "Sayang, tunggu aku sebentar."

Stefan mencari kantong plastik kecil di laci dekat tempat tidur dan menyodorkannya kepadaku. Dia berpesan, "Kamu pakai ini dulu. Aku akan segera kembali."

Selesai bicara, Stefan mengambil kunci dan bergegas keluar.

Aku merentangkan telapak tanganku. Ternyata Stefan memberiku lingeri renda berwarna hitam. Beberapa tali tipis tersambung di potongan-potongan kain yang minim.

Jantungku berdegup kencang. Aku merasakan seolah-olah ada dua orang kecil di dalam tubuhku. Yang satu memarahiku tidak tahu malu, yang satu lagi malah menghasutku untuk memakai lingeri itu secepatnya.

Akhirnya, hasrat mengalahkan akal sehatku. Lingeri renda yang dingin menempel di kulitku yang hangat. Aku merasakan suhu tubuhku terus meningkat.

Aku menunduk untuk melihat tubuhku. Lingeri renda berwarna hitam yang hanya menutupi bagian penting benar-benar seksi. Warna hitamnya yang kontras membuat kulitku makin putih dan menggoda.

Tali lingeri yang tipis menonjolkan lekukan tubuhku yang sempurna. Kelihatannya, aku lebih menggoda daripada telanjang.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status