Share

Vonis mandul ditengah kehamilan istriku
Vonis mandul ditengah kehamilan istriku
Author: Rhienz

Aku mandul

Mataku terbelalak dan nafasku seakan tercekat setelah melihat isi tulisan dari sebuah kertas yang di sodorkan dokter Temi kepadaku. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku baca.

Dalam kertas ini tertulis jelas bahwa aku mandul. Yang benar saja, mana mungkin aku mandul. Aku yakin hasil pemeriksaan ku barusan keliru, bisa saja hasil tesnya tertukar dengan pasien lain.

"Dokter, apa anda yakin dengan hasil tes yang anda berikan ini? Tidak mungkin saya mandul, dok!" ucapku pada dokter Temi yang duduk di hadapanku. Wajahnya nampak sedikit bingung untuk menjelaskan semua ini padaku.

"Yang sabar ya, Pak! Saya tau bagaimana perasaan Bapak saat ini. Saya yakin Tuhan punya rencana lain dibalik kondisi Bapak yang tidak bisa memiliki anak," jawab dokter Temi, dia berusaha menenangkan ku.

"Maksud Bapak apa bicara seperti itu? Sudah jelas Bapak keliru memberikan hasil tes kesuburan saya, saya yakin saya tidak mandul, Pak!" Lagi-lagi aku berusaha meyakinkan dokter Temi bahwa dialah yang sebenarnya salah memberikan hasil tes nya kepada ku.

Dokter Temi menggeleng dan tersenyum, seolah tau apa yang aku rasakan saat ini.

Setelah pertemuan ku dengan Desi tadi pagi, aku memutuskan untuk melakukan tes kesuburan ku, dan ternyata hasilnya begitu mencengangkan.

***

"Desi!" ucapku pada wanita yang tengah berdiri di depanku. Seorang wanita cantik yang mengenakan gamis berwarna pastel yang begitu mewah, penampilannya sangat berbeda dengan dulu. Sekarang dia terlihat begitu anggun dan berkelas, namun satu hal yang membuatku terkejut melihatnya, wanita yang pernah menjadi istriku itu tengah berbadan dua.

"Mas Anton!" jawabnya terkejut melihatku berdiri di belakangnya.

"Ka-kamu hamil, Des? Ko bisa?" ucapku yang benar-benar terkejut melihat Desi tengah berbadan dua.

"Alhamdulillah, Mas! Atas izin Allah aku bisa hamil, kamu-apa kabar, Mas? Lama tidak bertemu, sama siapa kesini?" ucapnya tersenyum ramah padaku.

"Ka-kabarku baik, Des! Kabar kamu sendiri gimana?" sahutku sedikit terbata, karena masih tidak percaya melihat Desi yang mandul kini tengah hamil tua.

"Syukurlah kalau begitu Mas, gimana kabar Ibu dan Bapak?" lagi-lagi Desi bertanya dengan ramah padaku, seolah melupakan masa lalunya yang buruk saat menjadi istriku.

5 tahun aku dan Desi hidup sebagai suami istri, Desi adalah istri yang sangat baik, dan sabar. Tiap hari dia selalu mendapatkan perlakuan buruk dari Ibu maupun Bapak. Ibu selalu memperlakukan Desi seperti pembantu bukan sebagai menantu. Tapi, Desi tidak pernah mengeluh sedikitpun, dia selalu bersikap baik pada kedua orang tuaku. Saat menjadi istriku tubuhnya begitu kurus, kulitnya kering tidak terawat, bahkan baju yang ia pakai adalah baju-baju lamanya semasa ia gadis.

Aku memang tidak pernah memberinya nafkah, karena kami tinggal menumpang di rumah Ibu. Dan Ibulah yang memegang keuangan ku selama lima tahun menikah dengan Desi, sedikitpun dia tidak pernah mengeluh soal itu.

Seiring berjalannya waktu, Ibu dan Bapak selalu meminta cucu dariku, bahkan berkali-kali mereka menuduh Desi mandul, karena tidak bisa segera hamil. Cacian dan hujatan sudah menjadi sarapan rutin Desi setiap hari, walaupun aku tau Ibu dan Bapak memperlakukan Desi dengan sangat buruk, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Karena jika aku membela Desi, Ibu dan Bapak akan mengancam ku. Mereka tak segan-segan mencoret ku dari daftar penerima harta warisan mereka. Tentu aku tidak ingin sampai itu terjadi.

Ibu terus saja memaksaku untuk menceraikan Desi, bahkan Ibu berbicara dengan lantang di hadapan Desi, bahwa ia akan menjodohkan ku dengan gadis pilihannya yang bisa memberinya cucu.

Desi menangis dan memohon agar aku tidak menceraikannya, tapi Ibu tidak peduli dengan tangisan Desi, dia tetap saja mencarikan gadis yang akan ia nikahkan denganku.

"Dasar mantu mandul gak tau diri! Sudah untung kau tidak ku usir dari rumah ini! Aku tidak Sudi punya menantu yang mandul seperti mu! Kau hanya akan membuat malu keluarga ku! Jadi, jangan banyak nuntut, kau harus terima dimadu! Karena dengan atau tanpa persetujuan mu, Anton akan tetap menikah dengan Nisa!" Mendengar ucapan Ibu, Desi berlari ke kamar dan mengurung diri seharian, sampai keesokan harinya ia jatuh sakit.

Dan semenjak saat itu, Desi menjadi jarang bicara padaku, sampai berminggu-minggu ia sering mengurung diri dikamar, jarang ikut makan bersama. Setelah selesai mengerjakan semua tugas di rumah, Desi langsung kembali ke kamar, setiap hari dia selalu mendapat cacian dan hujatan dari para tetangga yang telah di hasut oleh Ibu, hingga akhirnya dia menyerah dan memintaku untuk menceraikannya.

"Mas! Mas Anton, ko malah bengong, Ibu dan Bapak gimana kabarnya? Sehat?" Suara Desi membangunkan lamunanku.

Aku tak bisa banyak berkata, saat itu aku hanya mengangguk mengiyakan ucapan Desi.

Dan setelah pertemuanku dengan Desi, aku langsung memutuskan untuk memeriksakan kondisi kesuburan ku ke rumah sakit. Namun, kenyataan yang kudapat sangat mengejutkan. Aku benar-benar tidak menyangka, bahwa akulah yang selama ini mandul.

Jika hasil tes ini mengatakan aku ini mandul, lantas anak siapa yang ada di rahim istriku Nisa? Saat ini Nisa tengah hamil 5 bulan.

Dengan siapa Nisa melakukannya? Dia wanita yang pendiam dan tidak pernah keluyuran. Jangankan untuk jalan-jalan, untuk pergi ke pasar saja dia masih harus ditemani oleh Ibu.

Di Jakarta dia tidak punya saudara maupun teman, yang dia tau hanya keluarga ku dan tetangga terdekat saja. Nisa istri yang baik dan lugu, bahkan di era secanggih ini, dia tidak mau menggunakan HP android, dia lebih memilih menggunakan HP jadul miliknya. Bahkan semua tetangga di komplek sangat iri pada Ibu, karena memiliki menantu selugu dan sependiam Nisa.

Sepanjang hari Nisa hanya menghabiskan waktu dirumah, lantas--dengan siapa dia berbuat zina?

Argh! Aku benar-benar bingung. Pasalnya dirumah hanya ada 3 laki-laki, yaitu aku, Bapak dan juga Arjuna, adik ku yang masih kelas 2 SMA.

Apa mungkin Bapak atau Arjuna pelakunya? Kalau benar salah satu diantara mereka yang menghamili Nisa, aku tidak akan memaafkan nya. Aku harus mencari tau, siapa laki-laki yang selama ini telah tidur dengan istriku.

Comments (7)
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
nzjzjskjsjdndnf
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
dhuarrrrrrr
goodnovel comment avatar
chanel intani
Desi mantan istrinya dulu dibilang mandul,tapi pas ketemu malah lagi hamil, dan Nisa istrinya yang sekarang.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status