Share

Tujuh

"Din! Andin!"

 

Turun dari mobil, aku langsung masuk ke dalam rumah dan berteriak memanggil istriku.

 

"Ada apa sih, Mas? Jangan teriak-teriak gitu dong, ibu baru saja tidur, nanti bangun." Andin muncul dari balik pintu kamar ibu lalu menyahut sembari menempelkan telunjuk di bibir, memintaku memelankan suara.

 

"Kamu ganti pin ATM mas ya? Ngapain sih diganti-ganti segala? Terus kamu kemana kan uang lima juta yang kamu ambil dari ATM mas itu? Kemarin mas kan udah kasih kamu jatah belanja, kok masih ngambil uang lagi!?" tanyaku dengan amarah yang tidak bisa dibendung. 

 

Gara-gara dia, Mila ngambek seharian hingga acara jalan bersama wanita itu jadi tak nyaman karena ia terus-terusan manyun dan membuat suasana jadi tidak enak.

 

"Aku ambil uang buat ke salon dan beli pakaian baru, Mas. Nggak masalah kan sekali-kali aku menikmati uangmu? Toh, aku sudah melaksanakan kewajibanku menjadi istri yang baik?" ujarnya balik bertanya sembari menatap lekat wajahku.

 

"Nggak masalah? Tentu saja masalah! Kenapa sih kamu lancang mengganti pin ATM mas segala?" tanyaku masih dengan nada suara tinggi.

 

"Oh itu ... ATM itu kan milik kita bersama mas. Uangmu juga uangku. Jadi masalah pin juga harusnya yang sama-sama bisa kita ingat dong. Gunanya kalau kamu jatuh sakit atau ... duluan menghadap yang kuasa, aku nggak perlu pusing lagi mengingat-ingat nomor pin ATM kita atau pun ribet mengurus administrasi ini dan itu buat ambil uang kita di bank. Betul kan? Aku hanya berpikir panjang kalau sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, Mas. Bukan bermaksud lain," kilah Andin lagi sembari berjalan santai mendahuluiku, membuatku hanya bisa menggerutu kesal di dalam hati.

 

Alasan yang sangat dicari-cari! Batinku. Bisa-bisanya dia ngeles tanpa sedikitpun merasa bersalah. Padahal gara-gara dia, acara hang out bersama Mila jadi berantakan.

 

"Tapi lain kali jangan lancang ya, Din. Mas nggak suka kamu ngubah pin ATM tanpa konfirmasi dulu ataupun ngambil uang tanpa izin mas dulu ya. Kamu juga harus bilang butuh uang untuk apa. Jangan diam-diam aja! Itu namanya mencuri!" tandasku lagi. 

 

Mendengar ucapanku, Andin membalikkan badannya lalu menatapku. Lama. Ada kilat di sana.

 

"Iya, Mas. Tenang aja. Ini yang pertama dan terakhir kok. Habis ini aku nggak akan ambil uang kamu lagi, karena mulai Senin depan aku akan mulai bekerja lagi, Mas. Tolong kamu cari perawat ibumu ya, karena aku nggak bisa merawat ibu kamu lagi. Aku juga harus memikirkan diriku sendiri. Selama ini aku capek mengurus ibu kamu sendirian, anak-anak dan pekerjaan rumah seharian, tapi seperti yang kami lihat, bukan dihargai, kamu malah bersikap tidak peduli. Demi kamu aku tak peduli hidupku sendiri. Tubuhku sendiri. Kubiarkan diriku tak terurus. Tapi bukan penghargaan justru kalimat menyalahkan yang selalu kamu lontarkan padaku. Jadi mulai besok pagi, tolong cari pengasuh untuk ibumu, karena aku ingin mulai memikirkan hidupku sendiri. Dulu aku punya karir bagus di perusahaan, tapi semua kutinggalkan untuk mengabdi padamu, tapi menurutmu apa sudah seimbang balasan yang kamu berikan padaku atas pengabdianku itu? Nilai sendiri dan tolong mengerti jika aku mulai menyerah menjadi istrimu," sahut Andin dengan tenang dan tanpy kusangka-sangka hingga membuatku kaget tak kepalang.

 

Apa? Andin hendak menyerah jadi istriku dan ingin bekerja lagi? Tidak bisa! Kalau dia bekerja lagi seperti dulu, ibu mau tinggal dengan siapa? Perawat? Nggak, aku nggak percaya pada orang yang hanya bekerja karena imbalan uang semata-mata. 

 

Mereka pasti akan memperlakukan ibu dengan buruk, beda Andin yang selama ini tulus ikhlas merawat dan mengurus mertua. Andin tidak boleh bekerja lagi! Tidak! 

 

Komen (12)
goodnovel comment avatar
Migi Ayu Lestari
Andin semangat ya .. sukses dulu baru pergi dr suamimu yg Uda selingkuh it... enak aj Andin seolah jd budak dia sdri enak2 sm wanita Laen. ibunya mlh d suruh Andin yg merawat n dia seneng2 sm pelakor
goodnovel comment avatar
Mey Mey Ernah
lanjut ceritanya seru bget
goodnovel comment avatar
Furotul Uliyah
suami g tau diri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status