Share

Istri Liar Direktur Posesif
Istri Liar Direktur Posesif
Penulis: GLLRYM

Tamu yang selalu diundang

Sarah.

Perempuan muda yang hidupnya terbiasa mewah sejak kecil itu sedang duduk menerima semua kemurkaan yang ditumpahkan ayahnya. Dalam sebulan ini, terhitung sudah lima kali ia harus keluar-masuk ruang kerja sang ayah karena ulah yang telah diperbuatnya.

"Kalau gak ada Arsen, mungkin kamu sudah berdiam diri di penjara sekarang! Kamu itu putri semata wayang di keluarga ini tetapi kelakuannya luar biasa gak bisa diatur! Macam orang sepuluh saja!" dada Haris bergemuruh karena emosi. Kepalanya pening karena tingkah laku putrinya yang selalu berbuat masalah dan tak kunjung taubat.

"Kalau kamu gak bisa berubah. Ayah terpaksa akan mengurung kamu sampai di hari pernikahan kamu tiba!"

"A-apa?? Ayah.."

"Diam! Ayah belum selesai bicara" perintahnya merasa geram. 

"Apabila kamu acuh akan kesalahanmu dan tak mau berubah, ayah akan mengurungmu hingga hari pernikahan tiba. Ayah juga akan tetap mengurungmu apabila karena perbuatan burukmu di masa yang akan datang menyebabkan perjodohan ini sampai batal!"

"Masih beruntung hanya masalah ini yang Arsen ketahui. Coba kalau dia tahu seperti apa kelakuanmu terdahulu. Bisa-bisa ia menolak untuk melanjutkan perjodohan ini"

Sarah hanya diam tertunduk mendengarkan ultimatum dari ayahnya tanpa rasa bersalah. Ya, benar sekali. Tanpa ada rasa bersalah.

"Untuk seminggu kedepan, kamu dilarang berpergian kemanapun tanpa orang-orang yang ayah setujui untuk menemanimu. Semua kebutuhanmu akan dibebankan kepada asisten rumah ini. Sehingga tidak ada alasan lagi untuk kamu keluar-keluar gak jelas"

"Sekarang kamu keluar dan langsung masuk ke kamarmu. Ini sudah larut malam. Segeralah kamu istirahat"

"Baik, ayah. Selamat malam" ucapnya tak sabaran karena ingin cepat-cepat keluar dari ruangan itu.

***

Sarah melihat jam di dinding kamarnya. Pukul menunjukkan angka 7 lewat 45 menit. Berarti sudah hampir 6 jam ia berada di kamarnya. Dengan ponsel digenggaman, panas tubuhnya terbakar rasa iri sebab melihat satu pesan yang berisikan foto temannya, Kayla. Sedang bersenang-senang bersama yang lainnya. 

"Ayah keterlaluan banget sampe ngurung segala. Mana si Kayla pake acara pamer-pamer ke gue lagi. Hhh!" 

Tak lama setelah menggerutu, terdengar satu dentingan notifikasi lagi. Nama 'Ayah♡' menghiasi layar ponsel yang sedang menyala tersebut. 

Ayah♡

Turun sekarang!

"Astaga.. Mau diapain lagi sih gue" ucapnya sedikit cemas.

***

(Beberapa jam sebelumnya) 

Haris yang sedang fokus berbincang dengan pria bersetelan jas abu-abu mendadak terkejut saat pelayan rumahnya tiba-tiba menghampiri. 

"Tuan. Ada tamu yang ingin bertemu anda" ujarnya seraya tertunduk hormat. 

"Siapa?"  

***

Sebuah mobil mercedez berwarna hitam masuk ke kawasan mewah dan berhenti di salah satu rumah. Kemudian, nampak turun seorang pria bertubuh tinggi dari mobil mahal tersebut. 

"Saya ingin bertemu Tuan Haris" ucapnya kepada salah seorang penjaga rumah yang berdiri di depan gerbang. 

"Maaf sebelumnya, apakah anda sudah membuat janji dengan beliau?" tanya sang pelayan secara langsung kepada pria tersebut.

Mendengar pertanyaan laki-laki tersebut, alisnya mengernyit heran. 

'Siapa orang ini? Apa dia orang baru sampai-sampai tak mengenaliku?' ucap dirinya dalam batin.

"Apakah saya harus membuat janji saat saya ingin bertemu dengan calon m.."

"Kalau begitu sebutkan saja nama anda. Saya akan menyampaikan kedatangan anda kepada beliau" 

'Astaga! Orang ini benar-benar tak tahu sopan santun! Lihat saja bagaimana dia dengan lancangnya menginterupsi penjelasanku!' ia menggerutu kesal dalam hati. 

"Saya Arsen. Saya rekan kerja Tuan Haris" jawab Arsen sambil tersenyum dengan terpaksa. Dalam hati, ia tertawa atas 'kemalangan' yang akan terjadi sebentar lagi kepada pria lancang ini.

"Baik, Pak Arsen. Saya akan kedalam dan menyampaikannya kepada Tuan Haris. Harap tunggu sebentar" 

"Baiklah" jawab Arsen kemudian.

Arsen tak habis fikir. Ia benar-benar berdiri ditinggalkan di depan gerbang rumah. Ini adalah 'kebanggaan' terbesar selama ia hidup. Demi menjalankan dramanya, ia rela menunggu sambil berpanas-panasan. Biarlah Tuan Haris melihat kondisinya yang 'memprihatinkan' sekarang. Sopirnya yang menyimak drama tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepala. 

***

"Namanya Arsen, Tuan" jawab sang pelayan sambil tertunduk. 

"Apa?? Dimana dia sekarang?" tanyanya tak sabaran. 

"Di-di depan Tuan. Menunggu di gerbang depan" 

"Apa!?" kali ini Haris berteriak sambil berdiri dari duduknya. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status