Share

ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH
ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH
Penulis: YATI CAHAYA HATI

1. JANGAN PAKSA AKU MENIKAH

“Jangan paksa aku untuk menikahi gadis itu, Pah!”

“Baiklah! Kalau kau tidak mau, biar Papah saja yang menikahinya!”

*******

“Aku tidak mau menikahi gadis miskin seperti dia! Apa kata orang nanti. Mereka akan berpikir kalau aku tak becus mencari istri! Aku seorang direktur, Pah! Begitu banyak wanita cantik yang mau aku jadikan istri!”

Braak. Elang Langit ramadan mengebrak meja dengan keras. Pria berusia tiga puluh tahun itu menolak mentah-mentah permintaan papahnya.

“Hanya kamu yang bisa menolong dia dari lintah darat itu! Lihat bagaimana keadaannya? Dia hampir saja jadi korbannya! Setidaknya, dia harus  mendapatkan perlindungan sementara waktu sampai hutang-hutang ayahnya lunas!”

“Tidak bisa! kalau papah mau menolongnya, beri saja dia uang. Bereskan!”

‘Tidak semudah itu, Lang. Pria itu mengincar Zahra, kalau tidak ada yang menikahinya,”

“Papah tidak usah terlalu banyak alasan! Pokoknya mamah juga tidak setuju kalau Elang harus menikah dengan perempuan itu! Lagi pula siapa dia sehingga Papah terlalu bernafsu untuk menikahkannya dengan putraku satu-satunya!”

“Dia itu anak sahabat papah. Papah punya hutang budi kepadanya. Saat ini papah ingin membalas kebaikannya.”

“Itu urusan papah. Kenapa jadi Elang yang harus menanggungnya!”

“Iya. Papah tanggung saja sendiri. Jangan bawa-bawa putraku satu-satunya! Dia pengusaha sukses dan bisa mencari wanita yang selevel dengannya. Bukan gadis miskin itu!” Widya menunjuk wajah Zahra.

Mulut anak dan ibu sama pedasnya. Keduanya sama-sama sombong dan tak bisa menghargai orang lain.

Sesaat Baskoro terdiam. Dia merasa gagal mendidik putra dan istrinya. Walaupun Elang berhasil menjadi putra yang membanggakan, akan tetapi sikap angkuhnya, sangat tidak disukai.

Dokter Zahra Ramadani hanya terdiam. Dalam hati dia sangat gerah dengan sikap dari keluarga orang yang banyak membantu biaya kuliahnya.

“Kalau saja bukan karena keinginan Pak Baskoro, Aku juga tidak mau berpura-pura jadi orang bodoh dan mendapat hinaan dari anak dan istri Pak Baskoro.” Zahra bermonolog dalam hati.

Namun hidup adalah pilihan. Zahra tidak bisa mundur dari perjanjian. Inilah pilihan hidupnya. Menikahi pria yang belum dikenal sebelumnya. Pria dengan sifat angkuh yang sangat tidak disukai olehnya.

“Baiklah. Aku mengalah dan tidak akan memaksamu, Elang!”

“Baguslah. Itu membuat hidupku tenang.” Elang menenteng tas kerjanya dan menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar.

“Makanya kalau mau merencanakan sesuatu itu pikir dulu!” Istri baskoro tersenyum sinis dan berlalu menyusul putranya. Ibu dan anak punya sifat yang sama. Selalu memandang orang hanya dari status sosial saja.

“Elang! Widya, Tunggu! Aku belum selesai bicara!” Baskoro menghentikan keduanya. Dia bangkit dan menatap punggung anak dan istrinya.

Langkah keduanya terhenti. Sesaat kemudian, mereka membalikkan badan secara bersama.

“Apa lagi, Pah?”

“Papah tidak akan memaksamu. Tapi papahlah yang akan menikahi Zahra!”

Duarr. Pernyataan Baskoro bagai suara petir di siang bolong. Benar-benar mengagetkan. Bukan hanya Istri dan anaknya yang terkejut, Zahra juga tidak menyangka dengan apa yang baru saja keluar dari mulut sahabat ayahnya.

“Pak Baskoro mau menikahi saya?! Tapi ini di luar dari per ....”

“Kau diamlah Zahra! Ini urusanku dengan anak dan istriku.”

“Pah! Apa papah sadar mengucapkan itu?!” Rahang pria tampan itu mengeras. Amarah jelas terlukis pada wajahnya.

“Papah sadar Elang.’

“Papah ngomong apa sih?! kenapa juga harus memaksakan diri!” Widya turun dan mendekat ke arah suaminya. Dia memukuli tubuh pria paruh baya itu.

“Apa belum cukup kau menghianatiku sampai lahir Yunus anakmu si pembawa sial itu!”

“Diam Widya! Jangan terus menghinanya! Dia juga anakku dan punya hak yang sama seperti Elang!”

‘Kau memang tidak pernah berubah!” Widya memukuli dada suaminya sembari menangis. Baskoro hanya terdiam tanpa mau menanggapi kekesalan istrinya.

Dulu wanita ini begitu penurut dan berbakti kepada suami. Namun setelah penghianatan Baskoro dia berubah seratus delapan puluh derajat. Hingga saat ini selalu terjadi kekacauan di rumah. Saat hubungan suami istri sudah tidak harmonis, akan selalu terjadi masalah. Saat sudah tidak selaras, kerikil tajam akan menerpa kehidupan.

Baskoro ingin semua kembali seperti dulu. Rumah tangga yang tentram dan damai. Walau rasanya sangat sulit. Widya selalu mendominasi. Bahkan dia selalu mempengaruhi Elang dengan pengaruh yang buruk. Anak itu sebenarnya baik, tapi hanya karena sang bunda yang salah mendidik, hingga dia menjadi pribadi yang  sombong dan tak kenal ampun.

“Widya! Suka tidak suka, Kau harus bisa menerima keputusanku! Ayo Zahra, Kita pergi!” Zahra menarik tangan Zahra dan membawanya keluar.

“Papah Tunggu!” Widya berusaha menyusul suaminya. Tapi lengannya dicekal oleh Elang. Dia tidak rela kalau wanita yang telah melahirkannya terus mengejar lelaki yang sudah jelas menghianatinya. Entah terbuat dari apa pria yang disebut sebagai ayahnya itu. Hubungan Elang dan ayahnya memang tidak baik. Selalu saja ada perdebatan di antara keduanya.

Baskoro menggandeng lengan Zahra dan membawa gadis itu pergi. Walau masih dipenuhi oleh tanda tanya, tetap saja dia mengikuti kemana Baskoro melangkah. Gadis itu tetap percaya kepada pria baik ini. Dia tidak akan mungkin menghianati kepercayaannya.

Sementara, istri Baskoro sedang menangis di pelukan putranya. Dia tak menyangka kalau suaminya akan menghianati untuk yang kedua kalinya. Dia sangat mencintai suaminya dan tak ingin diduakan. Bagaimanapun caranya dia harus menggagalkan rencana gila suaminya untuk menikahi gadis bodoh itu.

“Elang. Apa kau betul-betul sayang sama Mamah, Nak?” Widya menatap putra semata wayangnya dengan penuh harap.

“Kenapa Mamah bertanya seperti itu? Apa Mamah meragukanku?”

‘Tidak, Nak. Mamah percaya. Tapi ... maukah kau melakukan sesuatu untuk Mamah? Berkorban demi Mamah?”

“Tentu. Apa yang mamah inginkan, pasti aku penuhi. Katakanlah!”

Widya memejamkan mata sejenak sembari menghela nafas dan menghembuskannya perlahan. Dia tahu keputusan cepat yang akan di ambil pasti membuat putranya marah. Dia pasti akan menolak mentah-mentah keinginannya. Tapi tak ada cara lain. Hanya ini satu-satunya cara untuk bisa menggagalkan rencana sang suami menikahi gadis itu. Semoga saja Elang menyetujuinya.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Eni Suprapti Puji Handayani
kayak nya menarik ceritanya semoga bagus utk endingnya
goodnovel comment avatar
Murniyati Mommy
asyik diawal pembukaan
goodnovel comment avatar
Joko Suprapto
mantap permulaan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status