Share

110. Tak Cukup Berharga

Usai menidurkan Tasya, Ratna berencana menceritakan percakapannya dengan Dinar sore tadi kepada Pramono. Waktu menunjukkan pukul delapan malam saat Ratna keluar dari kamar Tasya dan melihat di ruang tamu Pramono sedang menelepon seseorang. Dengan wajah tampak begitu letih, sesekali tangannya menyugar rambut lalu memijit pelipisnya pelan.

Perempuan itu mengendap mendekati sang suami dan berhenti setelah jarak hanya tersisa kurang dari dua meter.

“Kau sudah panggil dia?”

...

“Ya. Aku akan datang. Kau pastikan saja dia menungguku.”

...

Dahi Ratna mengerut begitu saja. ‘Pastikan dia menunggu?’ Ratna bertanya-tanya. ‘Siapa yang menunggu?’

Perempuan itu melanjutkan langkah begitu yakin Pramono sudah mengakhiri teleponnya. “Siapa, Mas?” tanyanya.

Seperti tak menyangka ada yang mendekat, Pramono tersentak kaget. Dia lantas meletakkan ponsel di meja dan menoleh. “Hana. Head editor di kantor.”

Ratna memicing. “Malam-malam begini?”

“Ya. Dia sempat telepon sore tadi, aku tak dengar.”

Ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status