Share

Kepergian Indah

AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU

#4

Tok tok tok!

Ibu mengetuk pintu kamar Indah yang masih terkunci. Aku lirik jam di dinding yang sudah menunjukan waktu pukul delapan pagi.

"Duh, Bayu telat Bu!"

Aku segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Segera aku membereskan diri untuk berangkat ke kantor pagi ini.

"Istri kamu gimana ini Yu?" tanya ibu.

"Udah lah Bu, biarin aja. Bayu juga lagi males ngomong sama dia. Ngeselin!" jawabku seraya memakai kaus kaki.

Selesai memakai sepatu, aku baru ingat jika kunci mobil ada di kamar Indah karena kemarin sore aku mengambil baju di kamar tersebut.

Ah! Aku harus mengetuk pintu itu juga akhirnya.

"Indah! Aku udah telah, cepet buka pintu!"

Benar-benar aneh, tak ada jawaban dari kamar Indah. Bahkan, dari semalam aku sama sekali tidak mendengar tangis putriku.

Terpaksa, aku berusaha untuk mendobrak pintu kamar Indah. Bagaimanapun, aku tidak ingin terlambat ke kantor pagi ini.

Aku tidak perduli jika Indah akan marah saat aku masuk paksa ke dalam kamar. Namun, saat pintu berhasil terbuka, aku benar-benar terkejut.

Tak ada siapapun di kamar ini, bahkan kamar ini masih terlihat sangat rapi. Lalu, kemana Indah dan putriku?

"Mana istri kamu?" tanya Ibuku.

"Nggak tahu Bu, semalam kita habis berantem terus dia masuk kamar. Dia kunci pintu," jelasku.

"Duh! Kalau nggak ada Indah terus siapa yang beres-beres di rumah ibu?" cetus ibuku.

Aku mengerutkan kening. Apa yang di maksud dengan beres-beres di rumah ibu? Apa selama ini Indah melakukan semua pekerjaan di rumah ibu?

Lalu, ke mana uang yang aku berikan kepada Ibu setiap bulan untuk membayar seorang asisten rumah tangga?

"Lho, bukannya ibu udah ada Mbok Inah?" tanyaku.

"Nggak Yu, dia udah keluar dari dua bulan lalu. Ah, istri kamu nih bikin ibu repot aja!" sungut ibu.

Aku masih belum mengerti apakah benar istriku melakukan semua pekerjaan di rumah ibu? Apakah ini yang menyebabkan ia begitu diam dan pemarah saat aku menegurnya?

"Jadi, selama ini Indah yang ngerjain pekerja di rumah ibu?" tanyaku memperjelas keadaan.

"Ya, kamu pikir siapa lagi? Kakak perempuan kamu kan nggak mungkin, dia itu selebgram terkenal. Adik kamu apalagi, dia calon dokter lho Yu, nggak mungkin ibu biarkan mereka beres-beres rumah," ungkap ibu tanpa merasa bersalah.

Astaghfirullah, apa yang aku lakukan pada istriku? Mengapa aku begitu egois? Bagaimana bisa aku membairkan ia melakukan semuanya seorang diri?

Jadi ini yang menyebabkan sikap istriku begitu berubah? Pantas saja ia tidak lagi manja padaku karena Ia memang sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri.

Akan tetapi kemana perginya Indah sekarang? Kemana aku harus mencari keberadaan anak dan istriku? Apakah aku masih bisa menemukan mereka?

"Yaudah, sana kamu kerja aja. Istri kamu memang nggak bisa di andalkan!" sentak ibu.

Aku hanya bisa diam saat melihat ibu memaki istriku. Entah apa yang harus aku katakan, karena aku sendiri sering sekali melakukan hal itu.

Apakah ia kelaparan semalam, sehingga ia makan begitu lahap di dapur tanpa menawarkan makanan padaku?

Ya Allah, aku pikir ia memang tidak melakukan apapun dirumah. Namun, mengapa Indah tidak pernah cerita kalau ia bekerja keras di rumah orangtuaku?

Aku segera mengambil ponsel di dalam saku celana, pertama aku harus menghubungi nomor istriku. Akan tetapi, nomornya sudah tidak lagi terpakai. Apakah aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri sehingga tidak memperhatikan bahwa istriku sudah mengganti nomor telepon? Sekarang, kemana aku harus mencari anak dan istriku?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status