Share

Kebohongan Ibu

Penulis: Ilyasacello
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-01 12:07:54

AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU

#6

Sore ini, aku memutuskan untuk segera pulang karena berharap Indah dan putriku sudah menunggu di rumah. Entah mengapa, aku menjadi begitu merindukan istriku setelah ia pergi.

Padahal, belum ada dua puluh empat jam setelah ia benar-benar pergi dari rumah. Namun, aku merasa telah ditinggal begitu lama olehnya.

Mungkin karena sikap tidak perduli yang selama ini aku tunjukan. Aku benar-benar menyesal telah membuat ia terluka seperti saat ini.

Andai saja aku bisa menghargai dia sedikit saja. Mungkin ia masih berada disini bersamaku. Benar, apa yang di katakan Indah. Bayi itu anak kami, bukan hanya anaknya.

Seharusnya aku lebih menyadari hal itu, akan tetapi semua penyesalan ini terasa percuma. Aku bahkan tidak bisa menjadi pelindung untuknya.

"Assalamualaikum."

Aku ketuk pintu dan mengucapkan salam, berharap Indah akan membuka pintu dan menyambut kedatanganku. Ingin rasanya aku memeluk tubuh lemah itu dan mengucapkan maaf beberapa kali sampai ia benar-benar memaafkan aku.

Namun, semua hanyalah khayalan semata. Tidak ada satupun orang yang menyambut kedatanganku, hanya kesunyian yang ada di dalam ruangan ini.

Ruang tamu yang masih tertutup gorden dan ruang makan yang penuh dengan piring berserakan. Aku menghela nafas panjang, kemudian segera masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian.

Kamar yang biasa di pakai Indah untuk menidurkan bayinya. Masih terkenang wajah lelah istriku yang tengah menyusui di sudut rajang.

Astaghfirullah, ia kelelahan selama ini. Namun, dengan egois aku justru terus merundungnya. Perlahan aku rebahkan tubuhku di atas kasur, mencium aroma tubuh Indah yang masih tertinggal disini.

Kemana harus aku mencari wanita yang telah aku sia-siakan? Apakah mungkin ia pulang ke rumah orangtuanya? Namun, aku takut ia tidak benar-benar kesana.

Aku takut mertuaku justru akan menanyakan tentang kepergian Indah. Bagaimana aku harus menjelaskan bahwa aku memperlakukan dia dengan sangat buruk sehingga ia memutuskan untuk pergi.

Langit sudah mulai gelap, tanpa terasa aku terjaga setelah beberapa nyamuk mengigit tanganku. Rupanya aku bari saja terlelap setelah memeluk bantal kesayangan Indah sembari mencium aroma tubuhnya disini.

Segera aku bangkit dan membereskan piring-piring yang semalam aku pakai untuk makan. Setelah itu, aku nyalakan lampu teras dan lampu depan.

Diluar nampaknya akan hujan, tapi Indah tak juga kembali. Bagaimana jika ia dan putriku kehujanan? Ya Allah, kemana aku harus mencarinya?

Dalam lamunan tentang istri dan anakku, perutku terasa sangat lapar. Namun, aku sadar tak ada apapun yang bisa di makan. Hingga aku memutuskan untuk pergi ke rumah ibuku yang rumahnya memang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku.

"Assalamualaikum, Bu," sapaku saat sampai di rumah ibu.

"Waalaikumsalam," jawab ibu seraya membuka pintu.

Wajahnya terlihat kesal dan cemberut. Entah apa yang terjadi dengan beliau, padahal biasanya wajah beliau selalu berseri-seri.

"Kenapa Bu?" tanyaku.

"Capek, habis beresin rumah. Gara-gara Indah kabur jadi ibu harus kerjain semua sendiri!" cetus beliau.

"Kan Bayu juga udah kasih uang buat bayar orang Bu, kenapa nggak cari orang aja sih?" tanyaku.

"Nggak-nggak! Pembantu sekarang bayaran minta mahal, mana kerjanya nggak mau sampe malem. Males ibu!" ketus beliau.

Rumah ibu yang begitu besar dan banyaknya benda-benda antik disini. Mungkinkah selama ini Indah yang membersihkan semua sepanjang hari? Ya Allah, pantas saja ia sering mengeluh kecapekan.

"Bu, Indah kalau disini makan berapa kali?" tanyaku.

Wajah ibu nampak panik ketika aku menanyakan hal tersebut. Entah mengapa tiba-tiba aku merasa takut jika Ibu tidak pernah memberikan makan kepada istriku selamat mengerjakan semua pekerjaan di rumah ini.

Padahal aku selalu memberikan uang yang cukup untuk ibuku agar beliau bisa membeli semua kebutuhan di rumah ini. Terkadang, aku bahkan lebih mementingkan gajiku untuk ibu daripada untuk istriku.

Ya Allah, mengapa semua baru terasa saat Indah sudah tidak ada disini?

"Makan kok, banyak dia tuh makannya. Rugi ibu!" jawab beliau.

Namun, wajah panik ibu tidak bisa menyembunyikan bahwa ia tengah berbohong. Aku paham betul raut wajah ibu ketika tengah berbohong atau tidak.

Hanya saja aku tidak mungkin mengatakan dan langsung untuk ibu berbohong karena aku sama seperti tidak memiliki bukti apapun, akan tetapi aku benar-benar merasa bersalah atas kepergian istriku.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU   #40

    #40Waktu semakin berlalu, hingga tak terasa dua bulan sudah semua terlewati begitu saja. Setelah ibuku di nyatakan terkena stroke dan harus di rawat di rumah, aku hanya bisa pasrah.Beliau sudah mulai bisa berbicara meskipun terkadang kosa kata beliau sangat tidak jelas dan sulit kami mengerti.Namun, aku tahu beliau masih tidak bisa menerima pernikahanku dengan Nindy. Apalagi pernikahan kami memang belum resmi secara hukum karena Nindy masih berstatus istri sah Kevin di mata hukum.Hanya saja, menurut cerita Nindy. Pernikahan yang terjadi antara ia dan Kevin hanyalah status. Mereka tidak pernah melakukan hubungan selayaknya suami istri.Menurut Nindy, Kevin memiliki kelainan seksual dan ia menikahi Nindy hanya sebagai penutup aibnya sendiri. Agar orangtuanya tidak tahu bahwa selama ini Kevin adalah seorang penyuka sesama jenis.Terlebih, ia juga seorang gembong narkoba yang menjadi incaran polisi. Beruntung, kejadian penyekapan waktu itu mempermudah polisi untuk menangkap Kevin dan

  • AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU   #39

    #39Setelah indah pergi dari ruangan tempat Ibu dirawat aku baru mengetahui betapa banyaknya beban yang ia pendam selama ini.Aku tak pernah berusaha untuk mengerti apa yang ia rasakan selama ini Ia memang selalu bersikap baik kepada orang tuaku dan kedua adik perempuanku.Tidak pernah sedikitpun terpikirkan bahwa indah juga seorang anak perempuan di keluarganya yang selalu disanjung dan dimanja.Ya Allah betapa egoisnya aku selama ini. Untuk sekedar mendengar keluhan yang setiap malam pun aku tak pernah melakukan itu.Padahal aku yakin indah hanya membutuhkan sebuah pelukan dan dukungan dari seseorang dan itu adalah aku, suaminya.Penyesalan itu kini sudah tidak ada artinya lagi sudah terlalu jauh tenggelam dalam rasa kecewa. Iya tidak bisa mengiklaskan semua perbuatan keluargaku mungkin karena semua begitu menyakitkan baginya.Aku memang tidak bisa memaksakan seseorang untuk memaafkan perbuatan buruk ibu dan kedua adik perempuanku. Meski begitu aku menganggap semua ini adalah sebuah

  • AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU   #38

    #IndahAku masih duduk di lorong rumah sakit, memikirkan tentang bagaimana harus menjawab pertanyaan Deni dan mempertimbangkan keinginannya.Tak ada sesuatu yang mampu membuatku begitu gundah seperti ini. Apakah aku memang memiliki perasaan pada Deni? Namun, aku takut gagal karena rasa trauma di dalam diri?Tuhan, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Seketika sebuah tangan menyentuh bahuku."Indah ...."Suara lembut memanggilku, aku langsung menoleh dan melihat siapa yang datang menyapaku."Apa kamu baik-baik saja?" tanya Mas Bayu yang ternyata sudah ada di belakangku.Aku mengangguk lemah, "Iya, aku baik-baik saja," jawabku."Boleh aku minta sesuatu dari kamu, mungkin untuk yang terakhir kali," pintanya.Aku mengerutkan kening, kira-kira apa yang membuat ia datang dan meminta Bantuanku? Apakah ada sesuatu yang memang terlalu mendesak?"Kalau aku bisa bantu pasti aku akan bantu," jawabku.Mas Bayu memahamkan kedua matanya, kemudian menghela nafas kasar seraya mengusap wajahnya.

  • AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU   #37

    #37"Mas! Kami tega banget sih mau penjarain aku?!" teriak Lintang saat kami sampai di parkiran mobil."Tega? Terus apa yang kamu lakuin sama Nindy itu apa?" Aku benar-benar tidak habis pikir dengan pikiran Lintang. Ia benar-benar tidak merasa bersalah sedikitpun dengan apa yang baru saja ia lakukan."Aku benci sama dia Mas, gara-gara ada dia kamu jadi nggak bisa balikan sama Indah. Please Mas, jangan bawa aku ke kantor polisi," rengek Lintang.Sementara itu, Wulan terus menangis di sebelah kakaknya yang tengah merengek padaku."Ikut aku!" Aku meminta mereka untuk mengikuti langkahku, seketika aku ingin memberikan mereka satu kesempatan. Namun, kali ini jika mereka tidak juga mendengarkan perkataanku.Aku tidak akan segan-segan membawa mereka ke jalur hukum karena apa yang telah mereka lakukan sudah di luar batas dan termasuk tindak pidana.Sampai di sebuah taman di lingkungan rumah sakit, aku berhenti. Mereka masih bergandengan tangan dan berada di belakangku."Duduk!" perintahku s

  • AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU   #36

    #36Sampai di rumah sakit, aku langsung membawanya ke ruang UGD agar Nindy bisa segera mendapatkan pertolongan.Saat dokter memeriksanya, aku benar-benar takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada wanita ini. Tuhan, apakah salah jika aku ingin memperbaiki diriku dan memberikan yang terbaik?Mengapa cobaan demi cobaan seolah tidak ada habisnya? Setelah permasalahan dengan Indah selesai, kini aku harus menghadapi masalah dengan wanita yang baru saja menerima keadaanku."Bagaimana keadaannya Dok?" tanyaku pada Dokter yang baru saja memeriksa keadaan istriku."Lukanya cukup parah, tapi dia benar-benar kuat hingga bisa bertahan. Jika kondisinya terus seperti ini, ia akan sembuh lebih cepat," ucap dokter tersebut.Setelah itu, ia membiarkan aku masuk untuk menemui Nindy. Aku bersyukur karena Nindy hanya pingsan dan mengalami beberapa luka.Meski luka di sebagian tubuhnya terlihat begitu parah, tapi aku berharap jika ia tidak akan mengalami sesuatu yang lebih buruk. Dan aku akan berjanji aka

  • AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU   #35

    #35"Dengan Bapak Bayu?" tanya seorang polisi dengan nada tinggi.Antara gugup dan mengkhawatirkan keadaan Nindy. Entah mana yang akan aku dahulukan. Aku tidak mungkin membiarkan Nindy dalam keadaan bahaya seperti ini.Tega sekali Deni dan Indah melakukan ini padaku. Padahal di ruang rawat inapnya tadi, ia seolah sangat baik padaku. Bodohnya aku percaya begitu saja pada mereka setelah semua kejahatan yang sudah aku lakukan.Memang, tidak seharusnya aku menggantungkan harapan pada seseorang yang sudah jelas-jelas menanggung luka dariku. Aku benar-benar pasrah jika memang ini adalah akhir dari segalanya."Iya Pak, saya Bayu," jawabku lemah.Tak ada lagi semangat, aku bahkan menyerahkan kedua tanganku agar mereka bisa memborgol dan segera membawaku ke dalam jeruji besi.Namun, tiba-tiba polisi itu tersenyum. Aku benar-benar heran, mengapa beliau bisa seperti itu? Padahal, saat ini aku benar-benar telah merasa sedih."Kami ditugaskan oleh Bapak Deni, pemilik rumah sakit ini untuk mendampi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status