Share

005

"Tidak." Jawaban pendek itu semakin membuat Batari kesal. Dadany kembang kempis menahan emosi.

"Bapak datang kemari hanya untuk membuat saya marah?" protes Batari. Ia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa ponsel itu. Terpaksalah ia menggunakan angkutan umum untuk sampai ke rumah yang disediakan Xabier untuknya.

Batari menyandang tas ranselnya, melangkah keluar ruangan. Ditentengnya map berisi hasil laboratorium dan resume medis.

Sebelum sampai ke pintu, Xabier lebih dulu menghalangi jalan Batari.

"Pulang sama saya!" perintah Xabier, maniknya menatap Batari.

"Tidak mau," kata Batari. "Saya bisa pulang sendiri. Tolong, beri saya jalan, Pak," sambungnya dengan sorotan tajam pada Xabier.

Pria itu geram melihat Batari yang keras kepala. Sebelum ini, Xabier tahu kalau Batari orang yang lembut dan ramah, sehingga pengunjung restoran yang bersedia mengikuti survei kepuasan pelanggan memberi nilai baik pada pelayanannya.

"Jangan berlebihan. Aku memang mau menjemput kamu," kata Xabier menjelaskan maksud kedatangannya.

Batari menarik nafas dalam. Ada keinginan apa bosnya bertindak baik?

Perempuan itu akhirnya mengikuti kemauan Xabier daripada debat berkepanjangan. Mereka berjalan sampai di lobi rumah sakit. Batari enggan melangkah berdampingan, ia menguntit saja dari belakang.

Rupanya, di parkiran sudah ada beberapa pemburu berita. Mereka berjalan cepat ke arah Batari dan Xabier. Batari bertanya-tanya dari mana mereka tahu dirinya di rumah sakit?

Rentetan pertanyaan diajukan mereka pada Xabier dan Batari.

"Bagaimana keadaan Ibu Batari?"

"Apa yang terjadi di restoran?"

Desak-desakan saat itu tidak terelakkan lagi.

Batari sampai bersenggolan dengan kerumunan. Belum lagi tas ransel yang berat menyulitkannya untuk bergerak maju. Refleks perempuan itu melindungi perutnya.

Batari ingin keluar dari kerumunan, sayangnya ia benar-benar sudah di kelilingi para pemburu berita. Ia takut akan masuk rumah sakit lagi bila kurang hati-hati.

Seseorang menarik lengannya untuk mendekat. Perutnya terlindungi ke arah orang itu. Sambil berjalan menuju mobil, sosok yakni suaminya berkata dengan suara keras, "Ya, nanti kami akan memberi penjelasan. Beri saya dan istri lewat dulu. Kami baru pulang dari rumah sakit, mohon pengertiannya."

Tidak mudah untuk sampai di mobil. Xabier mengantarkan Batari masuk terlebih dahulu di bangku penumpang bagian depan. "Kunci pintunya," bisik Xabier cepat.

Pria itu masih dikerumuni. Mereka seolah-olah haus akan jawaban atas pertanyaan yang mewakili netizen.

Sambil berjalan menuju bangku kemudi, Xabier menjawab baik-baik, "Besok saya akan konferensi pers di Restoran Pohon Rindang pusat." 

Xabier memakai kacamata hitamnya dan tersenyum ke kamera. Pekerja perempuan sampai takjub dengan ketampanan dan keramahannya.

Beberapa sekuriti yang ada di rumah sakit tidak tinggal diam melihat kesulitan Xabier untuk keluar dari parkiran. Para sekuriti meminta diberikan jalan agar tidak menghalangi kendaraan yang akan keluar masuk rumah sakit.

Kendaraan roda empat itu berhasil melaju di jalanan utama kota.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Xabier, melirik sekejap Batari yang terdiam masih menyentuh perutnya.

"A... e... a...." Batari tergagap menjawabnya, ia masih kaget dengan situasi tiba-tiba tadi. "Aku baik," jawabnya singkat. Seketika Batari menyadari kesalahannya, ia mengoreksi ucapannya, "Saya baik, Pak."

Xabier mengangguk-angguk. "Itu resiko punya suami publik figur," ucapnya menyatakan fakta yang ada. "Video aku membopong kamu di restoran tersebar luas," sambungnya. Batari tercenung mendengar perkataan Xabier.

Bunyi hembusan nafas terdengar dari Batari. Kejutan demi kejutan  cepat diterimanya. Bukan hanya tentang suami yang tidak peduli, melainkan juga profesi suaminya membuat ia tidak lagi memiliki ruang privat.

Mobil berbelok ke arah rumah klasik milik Xabier. Perempuan itu turun lebih dulu menenteng tasnya.

Dari dalam mobil Xabier menatap Batari hingga masuk ke dalam rumah. Kali ini, pria itu ikut turun mengikuti Batari.

Batari langsung ke dapur menaruh pakaiannya yang kotor di mesin cuci lalu menampung air untuk mencuci. Ia cukup senang tinggal di rumah klasik itu, fasilitasnya tersedia baik.

"Langsung mengerjakan pekerjaan rumah?" tanya Xabier saat melihat kegiatan Batari dekat dapur.

Perempuan itu menoleh, ia pikir Xabier akan langsung pergi seperti yang pernah ia lakukan. "Ya, hanya mencuci," sahutnya.

"Besok, aku akan melakukan konfrensi pers terkait kejadian di restoran dan rumah sakit. Aku akan memberitahukan kehamilan kamu." Xabier membeberkan rencananya.

Gerak tangan Batari memasukkan deterjen terhenti. "Bapak memberikan pernyataan atau pertanyaan pada saya?" tanyanya menoleh pada Xabier.

"Pernyataan. Saya tidak perlu izin dari kamu," ucapnya.

Batari menuang kembali deterjen, terdengar bunyian dari mesin cuci tanda air cukup dan pintu harus ditutup.

"Terserah Bapak kalau begitu," ujar Batari tidak tertarik pada topik itu.

"Aku minta kamu besok hadir," titah Xabier. "Akan menjadi pertanyaan bagaimana bisa kehamilan begitu cepat, padahal baru seminggu menikah," lanjutnya.

Batari membeku. Semua orang pasti akan bertanya-tanya. Apa kelanjutan rencana Xabier untuk dirinya?

Memorinya berputar ke malam kelam sewaktu dirinya dipaksa melayani hasrat Xabier. Detak jantungnya mendadak cepat. Matanya panas, berkaca-kaca. Ia berpegangan pada dinding dengan bahu turun naik.

Tanpa sengaja ia menyenggol vas bunga kecil yang terbuat dari keramik. Pecahannya mengenai kaki Batari.

Sontak Xabier berdiri dan melangkah mendekati Batari. Ia menarik lengan Batari agar tidak menginjak beling.

Batari tidak bisa menahan dirinya, ia melayangkan tamparan keras ke pipi kiri Xabier.

Mereka berdua terhenyak mendengar bunyi telapak tangan beradu dengan pipi Xabier. Pria itu menyentuh pipinya. "Apa yang kamu lakukan!?" gertaknya dengan kilat emosi. 

Batari menangis tersedu-sedu. Ia berlari menuju kamarnya meninggalkan Xabier yang kebingungan akan sikapnya.

"Perempuan aneh!" serunya pelan.

Akhirnya, pria itu memilih keluar dari rumah yang ditempati oleh Batari. Untuk konferensi pers besok ia berencana memaksa Batari kembali untuk mau menuruti perintahnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
datang nggak Batari ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status