Share

Part 6 Dua Pria Bersaudara

"Sebentar saya ambilkan." Aku melangkah cepat keluar kamar dan menuju dapur. Bu Atun kenapa lupa pula menaruh sendok di piring.

Hendri makan dengan menggunakan tangan kirinya. Aku menunggu pria itu hingga selesai makan. Tapi yang membuatku jengkel, dia makan sambil melihat layar ponselnya. Makan satu suap meletakkan sendok, lalu memegang ponsel. Kapan mau selesai, sedangkan jam terus berputar dan aku harus segera berangkat ke rumah sakit.

"Maaf, bisakah agak cepat makannya. Saya harus segera berangkat ke rumah sakit." Hati-hati aku bicara pada lelaki itu. Bagaimanapun aku di bayar untuk merawatnya, harus sabar dan tidak boleh membuatnya tersinggung.

"Kenapa harus menungguku? Kalau mau berangkat sekarang, pergi saja," jawabnya angkuh.

"Anda harus minum obat." Aku masih memegang kantung plastik berisi obatnya.

"Tinggalkan saja. Aku bisa meminumnya sendiri."

Bagaimana jika dia tidak meminumnya? Kenapa juga aku harus cemas. Toh, itu badan dia sendiri, sakit juga di rasakaannya sendiri.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Whidamohadi
penasaran thor...embun yg kuat.
goodnovel comment avatar
Salamah Us
koin lagi.....
goodnovel comment avatar
Oliva Bikolo
ceritanya bagus tp hrs koin tu .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status