Share

Part 11 Diam

"Assalamu'alaikum, Bu."

"Wa'alaikumsalam. Kamu lagi kerja apa di kosan? Ibu telepon dari tadi nggak kamu angkat?"

"Saya tadi di jalan, Bu."

"Si Rini mau piknik Minggu depan. Bisa kamu kirimi uang buat uang sakunya."

"Minggu depan saya belum gajian. Minta ke Roy saja dulu, Bu. Maaf, saya belum bisa ngirim uang."

Entah ibu tiriku itu mengomel apa, aku tidak begitu mendengarnya karena telepon langsung di matikan. Kalau sekedar uang jajan untuk piknik, aku masih punya. Tapi kenapa semuanya harus aku? Ke mana hasil kebun selama ini?

"Kamu jaga dan simpan uangmu baik-baik. Untuk masa depan dan hari tuamu, Embun. Jangan kamu turuti semua permintaan Karsi. Dia menyimpan sendiri uang hasil panen, terus diam-diam di belikan lahan untuk kedua anaknya. Nanti kamu dapat apa. Ingat pesan budhe ini. Menabunglah untuk masa depanmu." Aku jadi teringat nasehat Budhe tiap aku sambang ke rumah. Dia budhe Harni, kakaknya bapak.

Sedangkan Roy adalah adik tiriku. Waktu bapakku nikah sama Bu Wanti, wanita it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Yanyan
setiap paragraf yg ada cerita mas fariq knp termehek-mehek sedih..
goodnovel comment avatar
Alia Iip
bagus baget
goodnovel comment avatar
Rema Melani
jd baper baca ini,.. rasanya ikut sakit hatiku,. embun,.. yg kuat yah,..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status